Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, secara umum kinerja sektor jasa keuangan sepanjang 2021 mengalami perbaikan. Di tahun lalu kondisi ekonomi nasional masih mencoba pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Wimboh mengatakan, di sisi kredit perbankan mampu tumbuh hingga 5,2 persen. Sementara rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) turun dibandingkan 2020.
"NPL 3 persen, cenderung turun dari tahun sebelumnya yakni 3,06 persen," kata Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Dari sisi permodalan perbankan cukup kuat dengan CAR mencapai 25,6 persen. Ini didukung dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang menguat 12,21 persen. "Permodalan di perbankan juga cukup kuat," kata dia.
Hanya saja restrukturisasi kredit masih menjadi pekerjaan rumah. Tren di 2021 melandai dengan total restrukturisasi sampai November 2021 Rp 693,6 triliun dengan 4,22 juta debitur UMKM dan non UMKM. Lebih rendah dari tahun 2020 yang nilainya mencapai Rp 830,5 triliun.
Untuk itu dia meminta perbankan agar membentuk pencadangan. Masih dalam kurun waktu yang sama, tercatat pencadangan telah mencapai Rp 103 triliun atau 14,85 persen.
"Ini kan terus kami minta buat pencadangan, agar kalau dinormalisasikan nanti tidak terjadi yang disebut black effect," kata Wimboh Santoso.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Pasar Modal
Dari sisi pasar modal, selama 2021 telah mengalami pemulihan. Sampai 14 Januari 2021, IHSG berada di level 6.693,40. Sudah lebih tinggi dari masa pra pandemi pada 2 Maret 2020 sebesar 5.361,25.
"Capain ini merupakan peringkat ke 3 terbaik di Asia," kata dia.
Selain itu kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 8.252,41 triliun. Menjadi yang terbaik kedua setelah Thailand.
Jumlah investor pasar modal juga menjadi 7,5 juta, naik 93 persen dari capaian di tahun 2020. Dari jumlah tersebut 80 persen investor berasal dari kalangan milenial.
"Ini berkah kita karena investor pasar modal ini menarik buat milenial," kata dia.
Dari sisi penghimpunan dana di pasar modal mengalami kenaikan 206 persen atau mencapai Rp 363,3 triliun. Menjadi yang terbaik Di Asia Pasifik yang rata-rata 171 persen.
Advertisement
Permodalan IKNB
Wimboh juga mengatakan permodalan di Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sudah cukup kuat. Permodalan asuransi jiwa telah mencapai 539,8 persen dan asuransi umum mencapai 327,3 persen. Angka-angka tersebut telah melebihi ambang batas sebesar 120 persen.
Sementara itu, gearing ratio terus menurun jadi 1,9 kali. Jauh dari batas ambang maksimal 10 kali.
Rasio kredit perusahaan pembiayaan stabil di angka 3,53 persen. Ditopang kebijakan restrukturisasi yang mencapai Rp 218,95 triliun dengan 5,2 juta kontak atau porsinya 60,1 persen
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com