Prabowo: Ancaman Militer Diperkirakan Masih Berpotensi Muncul dan Bahayakan Kedaulatan Negara

Prabowo menyebutkan ancaman militer itu berupa ancaman dari luar negeri dan juga dari dalam negeri.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 20 Jan 2022, 15:07 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan masih ada potensi ancaman militer yang akan terjadi pada tahun 2022. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam rapat pimpinan (rapim) Kementerian Pertahanan 2022.

“Ancaman militer diperkirakan masih berpotensi muncul dan membahayakan kedaulatan negara dan keselamatan bangsa,” kata Prabowo di Kementerian Pertahanan, Kamis (20/1/2022).

Prabowo menyebutkan, ancaman militer itu berupa ancaman dari luar negeri dan juga dari dalam negeri.

“Ancaman militer yang bisa berbentuk ancaman kekuatan militer asing ataupun kekuatan bersenjata dari dalam negeri, seperti konflik terbuka, perang konvensional, pelanggaran wilayah perbatasan darat laut maupun udara, separatisme dan infiltrasi dan spionase. Pelanggaran wilayah darat laut maupun udara masih akan terjadi dalam bentuk antara lain pelanggaran wilayah,” tegas Prabowo.

Prabowo juga menyinggung posisi Indonesia yang terletak di wilayah Indo-Pasifik. Posisi ini menurutnya sangat strategis dan dinamis karena berada di antara kekuatan besar dunia Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan Tiongkok.

"Kebijakan pertahanan negara harus mampu dan menjadi solusi dalam menghadapi ancaman yang mungkin ditimbulkan dari dinamika perkembangan lingkungan strategis nasional, regional, maupun global," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jaga Ketahanan Nasional

Selain itu, Prabowo meminta jajaran untuk memperhatikan beberapa hal untuk menjaga ketahanan nasional 2022. Pertama, peningkatan kesiapan dan profesionalisme pertahanan keamanan untuk penanganan terorisme, radikalisme, serta aksi separatisme.

“Kedua, penguatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara Asia. Ketiga, mewujudkan pembentukan satuan produksi pada satuan-satuan TNI disesuaikan dengan kebutuhan, untuk mengoptimalkan TNI melalui operasi militer perang maupun operasi militer selain perang,” terang Prabowo.

Keempat, Prabowo meminta adanya persiapN pertahanan pulau-pulau besar di Tanah Air secara mandiri dengan cadangan makanan, air, energi. “Kelima, penguatan coastal missile defense system dan coastal surveillance system guna melaksanakan pengendalian selat-selat strategis,” ujarnya.

Keenam, TNI serta Kemhan dapat menjaga sinkronisasi penataan ruang pertahanan berupa ruang wilayah pertahanan yang mencakup provinsi, kabupaten hingga kota. Catatan Ketujuh, Kemhan dan TNI dapat mewujudkan reformasi birokrasi optimal.

“Kita harus berani untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan ruang masing-masing,” pungkas Prabowo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya