Kemlu RI Pastikan 6 WNI di Tonga dalam Kondisi Selamat

Kemlu mengonfirmasi bahwa ada satu tambahan WNI yang tercatat di Tonga, setelah sebelumnya hanya memiliki data bahwa hanya ada lima orang warga Indonesia di sana.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Jan 2022, 15:16 WIB
Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI (kredit: Kemlu.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) mengkonfirmasi enam WNI yang saat ini berada di Tonga dalam kondisi selamat.

"Alhamdulillah kabar baik, bahwa para WNI di Tonga bisa kita hubungi dan pastikan kondisinya selamat," ujar Judha Nugraha Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dalam konferensi pers secara online, Kamis (20/1/2022).

"Kontak telah kami lakukan dengan KBRI Wellingon yang menyatakan bahwa WNI di Tonga selamat."

Kemlu mengonfirmasi bahwa ada satu tambahan WNI yang tercatat di Tonga, setelah sebelumnya hanya memiliki data bahwa hanya ada lima orang warga Indonesia di sana.

"Ada tambahan 1 WNI total 6 orang di sana. Terdiri dari tiga orang yang berstatus sebagai ABK, satu orang menetap (pihak Kemlu RI), dan dua orang masih kita dalami."

Judha Nugraha juga menekankan bahwa dalam hal ini KBRI akan memantau dan selalu sedia untuk bisa menyiapkan bantuan pada WNI tersebut.

"Catatan, tambahan satu WNI ini merupakan wakeup call pentingnya pendataan bagi kita.'

"Selama ini hanya ada 5 WNI yang dicatat KBRI. Kami juga memberi imbauan pada warga Indonesia yang mengetahui ada keluarga tinggal di Tonga untuk bisa mengubungi hotline KBRI Wellington."

Bila terdapat anggota masyarakat yang memiliki informasi langsung mengenai keberadaan WNI di Tonga, dapat menghubungi HOTLINE KBRI Wellington pada nomor +6421713167. Informasi lain dapat pula disampaikan melalui email KBRI Wellington yakni konsuler.wellington@kemlu.go.id.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pernyataan Resmi Pertama Pemerintah Tonga

Hunga Tonga, pulau yang baru muncul di bagian selatan Samudera Pasifik (NASA)

Kedutaan Besar Tonga di Tokyo, melalui akun twitter (@TongaEmbTokyo), telah merilis siaran pers kantor Perdana Menteri Tonga mengenai update resmi pertama pasca letusan gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga Ha’apao pada 15 Januari 2022.

Pemerintah Tonga mengonfirmasi hingga saat ini terdapat 3 orang korban jiwa yaitu 1 orang warga negara Inggris berusia 65 tahun yang tinggal di Pulau Mango, 2 orang warga negara Tonga salah satunya pria usia 49 tahun yang tinggal di Pulau Nomuka. Terdapat juga sejumlah korban mengalami luka yang belum diketahui warga negaranya.

Letusan gunung mengakibatkan gugusan pulau di Tonga tertutup abu vulkanik dan gelombang tsunami setinggi 15 meter yang menghantam pesisir barat Pulau Tongatapu, ‘Eua, dan Ha’apai. Asesmen kerusakan awal tengah dilakukan oleh National Emergency Management Committee (NEMC) Pemerintah Tonga, demikian disebutkan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari KBRI Wellington, Rabu (19/1/2022).

 


Proses Evakuasi

Foto dari udara yang diabadikan oleh pesawat Orion milik Angkatan Udara Selandia Baru pada 17 Januari 2022 ini menunjukkan pemandangan pulau utama di Tonga usai letusan gunung berapi. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Selandia Baru)

Sumber air bersih sangat terdampak abu vulkanik. Tim gabungan Pemerintah Tonga memulai asesmen kerusakan awal sejak Minggu (16/1) termasuk di desa pesisir Tongatapu. Transportasi melalui air dan udara juga terganggu di mana penerbangan internasional dan domestik dialihkan mengingat kondisi bandara yang tertutup abu.

Proses evakuasi telah dilakukan di sejumlah gugusan pulau dari Pulau Atata hingga Tongatapu, Pulau Mango dan Fonoifua hingga Nomuka. Di Kanokupolu, 21 rumah dikabarkan rusak total dan 35 lainnya rusak parah. Sementara itu, di Kolomotu’a 8 rumah rusak total dan 20 lainnya rusak parah serta 45 rumah dikabarkan rusak parah di Pulau ‘Eua.

Jalur komunikasi juga dikonfirmasi terputus termasuk sambungan internet akibat rusaknya jaringan kabel fiber optik. Komunikasi lokal dengan daerah Vava’u dan Ha’apai telah berhasil dilakukan melalui telepon satelit dan radio frekuensi tinggi meskipun sangat terbatas.

Komunikasi dengan daerah Niuas masih terputus total namun daerah tersebut tergolong risiko rendah karena jarak yang cukup jauh dari gunung Hunga-Tonga-Hunga Ha’apao. Upaya pemantauan terus dilakukan meskipun peringatan tsunami ditiadakan dan kegiatan volcano sudah mereda.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya