Liputan6.com, Jakarta Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka dunia mengumumkan pembentukan joint venture (JV) dengan PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), konglomerasi Indonesia yang fokus di sektor energi.
Kerjasama pengembangan dan penyediaan energi terbarukan tersebut akan menyasar segmen komersial & industri (C&I) dari pasar energi terbarukan di Indonesia yang tumbuh sangat pesat.
Advertisement
Kerjasama antara MBAP dan raksasa energi terbarukan asal Uni Emirat Arab (UEA) tersebut diumumkan di sela-sela Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2022, yang berlangsung di ibu kota UEA.
Khoirudin, Chief Executive Officer Mitrabara, mengungkapkan, dengan meningkatnya kebutuhan industri dan perusahaan untuk mengurangi jejak karbon mereka, ketersediaan energi terbarukan di suatu negara akan menjadi salah satu pendorong utama keputusan investasi banyak perusahaan.
Sayangnya, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga sekitar, Indonesia masih harus banyak mengejar ketinggalan untuk pengembangan sektor ini.
"Kami yakin Solar Radiance akan mampu mempercepat implementasi energi surya sebagai salah satu solusi energi terbarukan di Indonesia, apalagi sumber daya energi matahari di Indonesia sesungguhnya sangat melimpah, dan masih banyak aspek yang dapat dikembangkan. Pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang Masdar dan Mitrabara bawa ke dalam Perusahaan JV tersebut akan menghadirkan keunikan di pasar energi terbarukan dan akan memastikan solusi terbaik bagi pelanggan kami," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Acting Executive Director, Clean Energy Masdar Fawaz Al Muharrami menyampaikan Solar Radiance akan mendukung upaya diversifikasi energi para pelanggan komersial dan industri Masdar di Indonesia, dan memberikan kontribusi positif pada aksi mitigasi perubahan iklim.
Menurutnya, ini lantaran pelanggan internasional dan domestik di Indonesia sesungguhnya membutuhkan penawaran energi terbarukan untuk memenuhi target pengurangan emisi mereka sendiri.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Mitrabara dalam melayani segmen pasar ini dan untuk lebih memperluas kehadiran kami di pasar domestik Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Kami senang memberikan dukungan kami untuk mencapai tujuan keberlangsungan iklim bersama dan mendorong emisi nol bersih," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mitigasi Perubahan Iklim
Sementara Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia dan ASEAN, Abdullah Salim Al Dhaheri mengatakan, UEA dan Indonesia memiliki tujuan yang sama dalam aksi mitigasi perubahan iklim, diversifikasi bauran energi, pengembangan visi hijau, serta masa depan yang berkelanjutan.
Usaha patungan ini sesungguhnya merupakan langkah menuju pencapaian tujuan tersebut, dan mendorong pertumbuhan yang ditopang ekonomi berkelanjutan.
"Melalui Masdar, UEA siap mendukung perjalanan transisi energi Indonesia, dan kami menantikan lebih banyak lagi kolaborasi yang bermanfaat di masa depan," tuturnya.
Solar Radiance akan membantu Mitrabara untuk mendukung tujuan energi bersih dan mitigasi perubahan iklim. Dengan Pemerintah Indonesia menargetkan setidaknya 51 persen penambahan kapasitas listrik berasal dari sumber terbarukan pada 2030, segmen C&I diharapkan dapat menikmati pertumbuhan energi hijau yang sangat pesat. Usaha baru ini juga akan mendorong upaya Mitrabara untuk memperdalam penetrasi di sektor energi terbarukan.
Masdar melakukan penetrasi pasar di Indonesia pada tahun 2020, dengan membentuk perusahaan JV dengan PT PJBI, salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero), untuk mendukung proyek pengembangan pembangkit listrik Cirata Floating Photovoltaic, sebagai proyek pertama pembangkit tenaga listrik dengan mempergunakan floating solar panel, dan sekaligus merupakan proyek terbesar di dunia.
Masdar telah mencapai kesepakatan pada bulan Agustus 2021, dan ditargetkan untuk memulai operasi komersial pada kuartal ke-4 tahun ini.
Mitrabara didirikan pada tahun 1992, dengan pengalaman yang sangat panjang di bidang energy, dengan pengetahun dan professional di bidang energi.
Langkah ini juga akan mendukung rencana Pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat lagi, dengan energi terbarukan menyediakan hingga 85 persen dari bauran energi di seluruh Nusantara pada tenggat waktu tersebut. Indonesia, konsumen energi terbesar di Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 41 persen pada 2030 dengan bantuan internasional.
Advertisement