Istilah 'Ngetan' dan 'Masantren' Dalam Ziarah Ridwan Kamil ke Makam Mbah Kholil Bangkalan Madura

Jika merunut kepada sejarah, ada keterkaitan antara kiprah Syekh Syaikhona Kholil dengan masyarakat di Jawa Barat sehingga muncul dua istilah populer

oleh Panji Prayitno diperbarui 20 Jan 2022, 20:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ziarah ke Makam Mbah Kholil Bangkalan Madura. Foto (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berziarah ke makam Syekh Syaikhona Kholil Bangkalan Madura di tengah rencana agenda penandatanganan kesepakatan bersama terkait pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik.

Dalam ziarahnya itu, Ridwan Kamil didampingi Bupati Majalengka Abdul Latif Amin Imron. Sosok Syaikh Syaikhona Kholil Bangkalan Madura merupakan salah satu pejuang kemerdekaan dan tokoh cikal bakal lahirnya Nahdatul Ulama (NU).

"Tidak afdol kalau tak berziarah ke sini, apalagi kakek saya kan dari NU juga. Semua orang tahu NU itu titah dari Syaikhona Kholil ke KH Hasyim Ashari untuk mendirikan NU, jadi saya menyusuri rute kakek saya juga dalam dakwah islamnya, kira-kira begitu," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil, Kamis (20/1/2022).

Dia menjelaskan, jika merunut kepada sejarah, ada keterkaitan antara kiprah Syekh Syaikhona Kholil dengan masyarakat di Jawa Barat. Ajaran 'ngetan dan 'masantren saat itu populer di kalangan masyarakat Sunda.

Ajaran yang disebut 'ngetan' dan 'masantren' tersebut dicetuskan oleh Syekh Kholil atau akrab disapa Mbah Kholil. Ridwan Kamil menjelaskan, masyarakat priangan yang punya istilah ‘ngetan’ yang berarti berkelana ke timur.

Saksikan video pilihan berikut ini


Pahlawan Nasional

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ziarah ke Makam Mbah Kholil Bangkalan Madura. Foto (istimewa)

Yakni belajar ilmu fiqih dan nahwu ke pesantren-pesantren di Surabaya, Madiun dan Madura. Diketahui, pada abad ke 19, Syekh Kholil diketahui pernah berguru kepaa Syekh Nawaw Al-Bantani di Banten Jawa Barat.

"Salah satunya Syekh Kholil Bangkalan Madura. Semua saling terkait secara sejarah," ujar Emil.

Sejak tahun 2021, Pemkab Bangkalan Madura mengusulkan Syekh Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah pusat.

Diketahui, Syekh Syaikhona Kholil lahir di Bangkalan tahun 1820 dan wafat pada 1925. Emil mengaku setuju dengan usulan Pemkab Bangkalan terkait usulan pahlawan nasional pada Syekh Kholil.

Menurutnya, siapapun yang berjasa besar bagi bangsa dan negara layak mendapatkan kehormatan, termasuk kepada para tokoh asal Jabar.

"Selain pahlawan dari kami di Jawar Barat juga ya. Karena orang yang berjasa ini harus mendapatkan kehormatan sesuai maqom nya," ujar Emil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya