Liputan6.com, Caracas - Venezuela mengalami masalah hiperinflasi selama empat tahun belakangan, dan menjadikannya sebagai salah satu yang terpanjang di dunia.
Dikutip dari laman batimes.com.ar, Kamis (20/1/2022) hal ini dikarenakan pemerintah sosialis memperlambat laju pencetakan uang dan dolar AS menjadi mata uang pilihan di negara itu.
Lantaran pemerintah Venezuela merenominasi mata uangnya, enam nol dari mata uang Bolivar dibuang akibat tak ada harganya sama sekali.
Baca Juga
Advertisement
Suku bunga naik 7,6 persen menurut bank sentral, menandai satu tahun penuh dengan inflasi bulanan di bawah 50 persen.
Ini merupakan ambang batas yang biasanya digunakan sebagian besar ekonom untuk mendefinisikan hiperinflasi. Secara tahunan, Venezuela mengakhiri tahun 2021 dengan inflasi sebesar 686,4 persen.
"Hiperinflasi Venezuela terjadi begitu saja," kata Ronald Balza, seorang profesor ekonomi di Universitas Katolik di Caracas, Jumat.
"Pemerintah tidak mengambil tindakan apa pun, hanya berhenti melakukan apa yang menyebabkannya, yaitu membiayai dirinya sendiri melalui pencetakan uang yang dipercepat."
Pengurangan pencetakan uang terjadi sebagai akibat dari pengeluaran pemerintah yang lebih sedikit, yang secara efektif memotong defisit fiskal menjadi kurang dari 10 persen dari produk domestik bruto tahun lalu dari sekitar 30 persen dari PDB ketika hiperinflasi dimulai pada akhir 2017, menurut Luis Oliveros, seorang profesor ekonomi di Central University di Caracas.
Sebagai ganti Bolívar, yang merupakan mata uang nasional, negara ini secara tidak resmi mengadopsi dolar AS.
Lebih dari 60 persen dari semua transaksi dilakukan dalam mata uang asing.
Meskipun keluar dari hiperinflasi, negara ini masih menderita salah satu tingkat inflasi tertinggi di dunia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indeks Inflasi Paralel
Pemerintah di Venezuela terkenal tidak dapat diandalkan, indeks inflasi paralel yang dikumpulkan oleh anggota parlemen oposisi juga menunjukkan penurunan harga yang signifikan tahun lalu.
Indeks Cafe Con Leche Bloomberg, yang melacak harga secangkir kopi di Caracas setiap minggu menunjukkan kenaikan.
Bank sentral telah meningkatkan intervensinya di pasar valuta asing, menjaga bolívar digital agar relatif stabil.
Sejak Oktober 2021, lebih dari dua kali lipat pasokan dolar mereka masuk ke pasar, menyuntikkan sebanyak USD 100 juta per minggu dan menjaga nilai tukar secara artifisial di bawah lima bolívar per dolar.
Analis mengatakan, pemerintah kemungkinan menggunakan pendapatan minyak dan sumber pendapatan mata uang lainnya untuk mengambil peranan di pasar valuta asing.
Advertisement