, Bangkok - Gugus tugas COVID-19 Thailand mengatakan, mulai 1 Februari 2022 akan melanjutkan kebijakan bebas karantina "Test & Go" untuk para turis asing yang telah divaksinasi, sebagai respons atas perlambatan infeksi virus corona.
Skema pembebasan karantina bagi wisatawan asing yang mengunjungi Thailand sebelumnya sempat ditangguhkan sebulan yang lalu, selama tujuh minggu. Langkah ini diambil menimbang penyebaran varian Omicron yang melonjak dan ketidakpastian tentang efektivitas vaksin terhadapnya.
Baca Juga
Advertisement
Kebijakan tersebut mengharuskan pelancong untuk melakukan tes COVID-19 pada saat kedatangan dan lima hari setelahnya, kata juru bicara Taweesin Wisanuyothin dalam sebuah pengarahan, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Jumat (20/1/2022).
Pihak berwenang juga memperpanjang jam restoran yang diizinkan untuk menyajikan alkohol hingga pukul 11 malam, dari sebelumnya jam 9 malam. Namun, bar dan klub malam akan tetap tutup.
Langkah tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang telah hancur akibat pandemi, dengan jumlah pengunjung yang dibatasi dan persyaratan karantina yang ketat di Thailand.
Wisatawan asing yang berkunjung tahun lalu ke Thailand jumlahnya hanya sekitar 0,5% dari angka prapandemi, yang mencapai rekor hampir 40 juta pada 2019.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bebas Karantina untuk Destinasi Wisata Pantai
Gugus tugas COVID-19 Thailand juga setuju untuk memperluas program bebas karantina serupa lainnya atau dikenal dengan sebutan "Kotak Pasir" untuk memasukkan tujuan wisata pantai timur yang populer, seperti Pattaya dan Koh Chang.
Skema bebas karantina di mana turis yang telah divaksinasi harus setuju untuk tinggal di satu lokasi selama seminggu, saat ini beroperasi di Phuket dan Koh Samui.
Hingga saat ini, Thailand telah melaporkan 2,3 juta kasus infeksi dan hampir 22.000 kematian terkait virus corona secara keseluruhan. Sekitar dua pertiga penduduk telah divaksinasi dan 15% di antaranya sudah menerima booster.
Advertisement