Liputan6.com, Jakarta TNI-Polri bergerak cepat menangani kasus penembakan prajurit TNI di Maybrat, Papua Barat. Mereka pun mendatangi tempat kejadian perkara dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan, sejumlah barang ditemukan di lokasi yang digunakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembaki lima anggota TNI yang tengah mengawal perbaikan jembatan itu.
Advertisement
"Kapolres, dandim, sudah datang ke TKP. Kemudian kita lakukan penyelidikan, ada beberapa barbuk seperti handphone tertinggal, selongsong 11 butir sudah kami dapatkan," ujar Andika di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Menurut dia, TNI Polri tengah melakukan investigasi terkait handphone yang tertinggal tersebut.
"Handphone itu juga sedang kita investigasi, dibuka untuk menggali info dari situ," lanjut Andika.
Dia mengatakan, TNI Polri tidak bisa gegabah melakukan tindakan keras kepada kelompok ini. Sebab, tugas TNI Polri terikat pada perundangan.
Andika menyebut, TNI Polri tidak boleh lepas kontrol dalam menghadapi situasi tersebut.
"Intinya kami tetap memegang peraturan perundangan dalam hal mengusut tuntas tindak kekerasan yang menewaskan satu prajurit kami," kata Panglima TNI.
Tak Ada Kontak Tembak
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan tak ada kontak tembak dalam insiden di Maybrat, Papua Barat, Kamis 20 Januari 2022 pagi. Empat anggota TNI luka-luka dan satu prajurit tewas akibat penyerangan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu.
Andika menegaskan, peristiwa itu murni penyerangan sepihak yang dilakukan ke prajurit TNI.
"Jadi yang insiden kemarin itu bukan kontak tembak. Itu murni tindakan kekerasan sepihak yang dilakukan terhadap prajurit kami," ujar Andika, di Mahkamah Agung, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Menurut dia, kelima prajurit itu tengah mengawal perbaikan jembatan. Ada dua jembatan yang diperbaiki. Perbaikan jembatan itu dilakukan atas permintaan Bupati Maybrat kepada TNI.
"Itu juga permintaan dari Bupati Maybrat secara official itu 10 Januari kemarin, tapi secara tidak resmi itu sudah disampaikan sejak bulan Desember lah. Karena memang jembatan ini sangat vital. Ada 2 jembatan yang menghubungkan kisor dengan misalnya ke arah Aifat Timur, Aifat Timur Jauh, Aifat Selatan," kata Andika.
Jembatan tersebut dirusak oleh KKB setelah serangan terhadap prajurit TNI. Pada 2 September 2021, 4 anggota TNI diserang dan dianiaya hingga tewas.
"Kemudian mereka memotong jembatan itu tanggal 3 September tahun lalu. Kita sudah perbaiki. Setelah diperbaiki, dipotong lagi, sehingga permintaan bupati terakhir ini kita buat jembatan itu permanen tidak lagi menggunakan kayu saja tetapi semen batu sehingga permanen. Nah, ini kita sudah bekerja sekitar 10 harian, tapi tiba-tiba ada tindakan kekerasan yang sangat melanggar hak asasi manusia. Ini tidak boleh terjadi," tutur Andika.
Advertisement