Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan perolehan dana Rp 100 triliun dari produk investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Direktur Surat Utang Negara, DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan menuturkan, pemerintah berencana menerbitkan 7 SBN Ritel pada 2022.
Rinciannya, tiga di antaranya merupakan SBN Ritel Konvensional, yakni ORI021 pada Januari-Februari 2022. Kemudian ORI022, pada September-Oktober dan Savings Bond Ritel (SBR) dan pada Mei-Juni.
Advertisement
Selanjutnya ada empat produk syariah. Yakni SR016 pada Februari-Maret, Sukuk Wakaf Ritel pada April dan Juni, dilanjutkan dengan Sukuk Ritel di Agustus-September dan terakhir Sukuk Tabungan di bulan Oktober dan November.
"Dari sisi target, kalau tahun kemarin kita bisa mencapai sekitar Rp 97 triliun, tahun ini kita targetkan dalam strategi kita sekitar Rp 100 triliun,” kata Deni dalam diskusi virtual - Kekuatan Ekosistem Digital dan Perluasan Distribusi SBN di 2022, Jumat (21/1/2022).
Deni menambahkan, sejauh ini harapannya tadi bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan APBN defisit, tapi juga untuk pendalaman pasar memperluas basis investor ritel. Namun, demikian, Kemenkeu juga akan mencermati dinamika pasar terkait minat masyarakat terhadap instrumen tersebut.
"Kita melihat minat masyarakat, kalau semakin meningkat, kita juga akan pertimbangkan apakah bisa meningkatkan kuota yang saat ini kita tetapkan,” kata Deni.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jumlah Investor
Menurut data KSEI saat ini jumlah investor SBN mencapai 611.143 investor per Desember 2021, meningkat tiga kali lipat dibandingkan Desember 2018 yakni 195.277 investor, yang menjadi awal mula mekanisme distribusi online diluncurkan.
Menurut data DJPPR, jumlah investor yang berpartisipasi dalam penerbitan SBN di tahun 2021 mencapai 130.293 investor dengan nilai penerbitan SBN Ritel Rp97,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, investor dari kalangan muda yang masuk generasi milenial dan generasi Z mendominasi dengan jumlah 57.917 investor.
Advertisement