Zara Rutherford, Pilot 19 Tahun Pecahkan Rekor Mengelilingi Dunia Sendirian

Zara Rutherford (19) mendarat pada Kamis (20/1) di Bandara Kortrijk-Wevelgem Belgia, menyelesaikan perjalanan lebih dari 32.300 mil.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Jan 2022, 19:10 WIB
Remaja Belgia-Inggris Zara Rutherford duduk di kokpit pesawat Shark Ultralight-nya sebelum lepas landas di lapangan terbang Kortrijk-Wevelgem di Wevelgem, Belgia, Rabu (18/8/2021). Remaja Belgia-Inggris ini akan menjadi wanita termuda yang terbang solo keliling dunia. (AP Photo/Virginia Mayo)

Liputan6.com, Brussel - Petualangan keliling dunia seorang pilot Inggris-Belgia berusia 19 tahun memecahkan dua Guinness World Records, termasuk menjadi wanita termuda yang mengelilingi dunia sendirian.

Zara Rutherford (19) mendarat pada Kamis 20 Januari di Bandara Kortrijk-Wevelgem Belgia, menyelesaikan perjalanan lebih dari 32.300 mil.

Dikutip dari laman UPI, Jumat (21/1/2022) ia mendapatkan Guinness World Records untuk wanita termuda yang mengelilingi dunia sendirian dan wanita pertama yang mengelilingi dalam pesawat microlight.

Rutherford berhasil memecahkan rekor sebelumnya dari pilot AS Shaesta Waiz, yang berusia 30 tahun ketika dia mengelilingi dunia tanpa pendamping pada tahun 2017.

Pilot muda ini mengatakan, awalnya memperkirakan upaya rekornya akan memakan waktu sekitar tiga bulan ketika berangkat dengan pesawat ultralight Shark miliknya pada 18 Agustus 2021. Tetapi dia akhirnya menghadapi banyak penundaan di sepanjang jalan karena masalah visa, cuaca berbahaya, dan COVID-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Cuaca Dingin Siberia

Pilot Zara Rutherford duduk di kokpit pesawat Shark Ultralight-nya di lapangan terbang Kortrijk-Wevelgem, Belgia, Rabu (18/8/2021). Zara ingin memecahkan rekor yang dibuat penerbang AS Shaesta Waiz, yang menetapkan patokan dunia pada usia 30 pada tahun 2017. (Icolas Maeterlinck/Belgia/AFP)

"Saya akan mengatakan bahwa bagian tersulit adalah terbang di atas Siberia, sangat dingin," kata Rutherford kepada CNN mengutip wartawan setelah mendarat di Belgia.

"Suhu di darat minus 35 derajat Celcius,"

"Jika mesin mati, saya membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelamatkan diri, dan saya tidak tahu berapa lama saya bisa bertahan."

Rutherford yang berencana untuk belajar teknik komputer ketika dia mulai kuliah pada September 2021, mengatakan dia ingin meningkatkan visibilitas bagi wanita dalam

Perjalanannya juga mengumpulkan uang untuk badan amal Girls Who Code, yang bertujuan untuk membantu wanita memasuki bidang ilmu komputer, dan Dreams Soar, yang didirikan oleh Waiz dan mempromosikan wanita di bidang STEM.


Infografis Waspada Kasus Varian Omicron di Jakarta Dekati Angka 1.000

Infografis Waspada Kasus Varian Omicron di Jakarta Dekati Angka 1.000. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya