Liputan6.com, Semarang - Candi Ratu Boko Yogyakarta merupakan situs arkeologi peninggalan Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 M. Lokasinya terletak 8 Km di sebelah selatan Candi Prambanan serta 18 kilometer di sebelah timur pusat Kota Yogyakarta.
Berbeda dengan situs arkeologi dari peradaban Jawa Kuno yang berbentuk bangunan keagamaaan, Candi Ratu Boko dahulunya diduga adalah keraton.
Dikutip dari berbagai sumber, Candi Ratu Boko bukan termasuk candi dengan unsur religious. Candi ini dilengkapi pintu gerbang masuk, tempat tinggal, pendopo, kolam pemandian, hingga pagar pelindung.
Baca Juga
Advertisement
Adanya parit kering serta dinding benteng menunjukkan struktur pertahanan. Sisa-sisa permukiman penduduk juga ditemukan di sekitar lokasi Candi Ratu Boko.
Penamaan Candi Ratu Boko diambil dari kisah legenda masyarakat setempat mengenai Prabu Boko. Prabu Boko disebut-sebut merupakan ayah Putri Roro Jonggrang.
Dikisahkan, Prabu Boko adalah sosok raksasa pemakan manusia. Setiap hari para prajuritnya diutus untuk mencari manusia sebagai santapan. Jika sang prajurit gagal maka gantinya ia yang akan dilahap oleh Prabu Boko.
Teror tersebut membuat banyak penduduk yang merasa sangat ketakutan dan mencari perlindungan ke kerajaan tetangga yang penguasanya murah hati. Raja mengutus putranya yaitu Bandung Bondowoso untuk membunuh Prabu Boko yang kejam.
Pertempuran sengit berlangsung selama sepuluh hari, dan akhirnya Prabu Boko pun kalah di tangan Bandung Bondowoso. Kematian Prabu Boko membawa kedamaian bagi rakyatnya.
(Tifani)