Menlu Blinken Ancam Beri Respons Keras Jika Rusia Kirim Pasukan ke Ukraina

Rusia telah menempatkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2022, 11:02 WIB
Senat Amerika Serikat telah mengukuhkan Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri AS pada Selasa (26/1/2021). (Photo credit: Alex Edelman/POOL/AFP/File)

Liputan6.com, Washington D.C - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Kamis (20/1) memperingatkan kesiapan Amerika dan sekutu-sekutunya untuk menanggapi dengan “cepat dan keras” jika Rusia mengirim pasukan militer ke Ukraina.

Pernyataan Blinken yang disampaikan di Jerman itu tampaknya merupakan upaya lain untuk menjernihkan kebingungan tentang posisi AS dan NATO setelah kritik tajam dilontarkan kepada Presiden Joe Biden karena mengatakan “serangan kecil” yang dilakukan Rusia akan menimbulkan tanggapan yang lebih rendah.

Para diplomat tinggi Amerika Serikat dan Eropa berupaya memproyeksikan kesatuan front terhadap Rusia merujuk pada kekhawatiran bahwa Rusia mungkin berencana menginvasi Ukraina.

Rusia telah menempatkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (22/1/2022).

Biden pada Rabu (19/1) lalu mengatakan ia menilai Rusia akan melakukan serangan. Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa negaranya akan membayar “harga mahal” atas jatuhnya korban jiwa, dan kemungkinan pemutusan sistem perbankan global jika hal itu terjadi.

Blinken sendiri pada Kamis (20/1) melangsungkan pembicaraan dengan para diplomat dari Jerman, Prancis dan Inggris – yang dikenal sebagai The Quad. Sehari sebelumnya ia bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv untuk membahas ancaman tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Rencana Invasi Diam-Diam?

Sejumlah tentara Rusia mengambil bagian dalam latihan di lapangan tembak Kadamovskiy, Rostov, Rusia, 10 Desember 2021. Konsentrasi pasukan Rusia dekat Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran Ukraina dan Barat tentang kemungkinan invasi yang dibantah Moskow. (AP Photo)

Rusia telah membantah rencana invasi, dan justru menuduh Barat yang merencanakan “provokasi' di Ukraina, dengan mengutip pengiriman senjata ke negara itu oleh pesawat angkut militer Inggris dalam beberapa hari terakhir ini.

Blinken berjuang untuk menekankan bahwa Amerika dan sekutunya bersatu untuk menghadapi tindakan Rusia, dan mencatat bahwa diplomat-diplomat Amerika telah melakukan lebih dari 100 pertemuan dengan sekutu dalam beberapa pekan terakhir ini.

“Kesatuan itu memberi kita kekuatan, kekuatan yang tidak dimiliki dan tidak dapat ditandingi oleh Rusia. Itulah sebabnya sejak awal kami membangun aliansi dan kemitraan sukarela. Hal ini juga yang membuat Rusia secara sembrono berupaya memecah belah kami,” tegas Blinken.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya