Ponorogo Peringkat Kedua di Jatim Kasus DBD

Bupati Ponorogo mengatakan, upaya penyemprotan atau fogging dikhawatirkan akan membentuk kekebalan tubuh pada nyamuk

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2022, 22:00 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Ponorogo tercatat menjadi daerah tertinggi kedua kasus Demam Berdarah (DB) di Jawa Timur. Di urutan pertama, kasus DB tertinggi tercatat di Kabupaten Bojonegoro.

Dari informasi yang dihimpun, hingga Kamis, (20/1/2022) tercatat sedikitnya 53 kasus DB terjadi di Kabupaten Ponorogo. Sementara itu, sebanyak 112 kasus DB tercatat tertinggi pertama di Kabupaten Bojonergoro.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengakui ada kenaikan kasus DB di kabupatennya. Dia meminta kerjasama dan kesadaran masyarakat dalam upaya menangani kasus penyakit DB.

"Mari kita sama-sama sadar dan mulai gerakkan lagi kerja bakti serentak rutin satu minggu sekali," ujar Sugiri di Ponorogo, Jumat (21/1/2022).

Dia mengatakan, dalam upaya mencegah DB, Dinkes setempat sudah melakukan penyemprotan nyamuk di 30 titik rumah warga. Oleh karena itu, dia meminta Dinkes tidak berpangku tangan menghadapi realita ini.

Menurutnya, upaya paling efektif mencegah nyamuk di lingkungan sekitar rumah yakni dengan melakukan kerja bakti. Penyemprotan atau fogging, kata dia, dikhawatirkan akan membentuk kekebalan pada nyamuk.

"Fogging kalau keseringan takut nyamuknya kebal, yang paling pas itu kerja bakti," kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

Saksikan video pilihan berikut ini


Kerja Bakti

Sugiri mengaku sudah menggelar rakor terkait upaya penanganan DB yang diklaim tertinggi kedua di Jatim. Hasilnya, disimpulkan seluruh pihak setiap Jumat wajib ikut kerja bakti gotong royong di tingkat PNS.

Aksi kerja bakti tersebut dilakukan serentak di seluruh wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Para camat dan kepala desa pun telah menyatakan siap untuk menggerakkan warganya dalam kegiatan ini.

Harapannya, penyebaran nyamuk sebagai vektor atau media penularan DBD akan bisa hilang tuntas melalui gerakan serentak ini.

“Memang ada peningkatan sehingga kita harus gotong royong serentak untuk PSN. Hari Jumat kita siapkan untuk itu. Para komandannya sudah siap menggerakkan. Itu ada camat, lurah, kepala puskesmas yang akan bergerak untuk mengajak warga melakukan PSN,” ungkap Kang Bupati Sugiri.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Agus Pramono yang juga Sekda Kabupaten Ponorogo menambahkan, saat ini jumlah pasien DBD selama dua pekan Januari mencapai 58 orang.

Jumlah tersebut di bawah angka pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 109 orang sehingga tidak disebut dalam status KLB atau Kondisi Luar Biasa.

“Tapi kita tidak menunggu KLB. Maka kita sikapi dengan bergerak bersama mulai hari Jumat untuk melakukan PSN. Fogging juga akan terus kita lakukan tapi dari Dinkes harus bisa memastikan obatnya aman untuk masyarakat,” ujarnya sambil menyatakan saat ini sudah ada 16 alat fogging yang merupakan milik Dinkes dan beberapa organisasi relawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya