Liputan6.com, London - Manajer Chelsea Thomas Tuchel mengalami periode paling menantang di Stamford Bridge setelah hampir satu tahun bertugas. Thomas Tuchel akan genap setahun menggantikan Frank Lampard sebagai manajer Chelsea pada 26 Januari 2022. Banyak yang telah terjadi dalam kurun waktu tersebut.
Ahli taktik asal Jerman itu membawa Chelsea juara Liga Champions dan Piala Super Eropa, serta finalis Piala FA. Secara total, dia telah mencatat 42 kemenangan, 15 imbang, dan sembilan kalah dalam 66 pertandingan di semua kompetisi.
Advertisement
Namun, torehan itu tidak terlalu berarti. Sebab, pemilik Chelsea Roman Abramovich tidak pernah terkenal karena kesabarannya.
Miliarder asal Rusia tersebut dengan kejam menyingkirkan banyak manajer terkenal di masa lalu, termasuk Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti. Bahkan gelar Liga Champions pertama Chelsea pada 2012 tidak bisa menyelamatkan Roberto Di Matteo dari nasib yang sama enam bulan kemudian.
Tidak aman
Florent Malouda telah memperingatkan Thomas Tuchel bahwa tidak ada manajer yang aman dari pemecatan Roman Abramovich. Karena itu, dia tidak bisa menganggap dirinya tak tersentuh. "Tidak ada yang aman dan itu bisa terjadi dalam semalam," kata mantan pemain Chelsea tersebut kepada Standard Sport.
"Ketika Anda menjadi manajer Chelsea, Anda tidak pernah berada di zona nyaman. Semua orang berharap banyak — pemilik dan dewan juga. Ada standar dan Anda menerimanya. Ketika Anda menerima pekerjaan itu, Anda menerimanya."
"Ketika Anda memenangkan Liga Champions, tentu saja, Anda memiliki status, tetapi Anda tidak bisa lebih rendah dari itu. Orang-orang berpikir itulah yang akan Anda berikan setiap musim," ucap Malouda menambahkan.
Advertisement
Belum titik krisis
Saat ini, Chelsea berada di posisi ketiga Liga Inggris, tertinggal 12 poin dari pemuncak klasemen Manchester City. Di Liga Champions, The Blues akan menghadapi Lille pada babak 16 besar.
Sementara di Piala FA, langkah Chelsea sudah menginjak babak keempat. Sedangkan pada Piala Liga, Romelu Lukaku akan menghadapi Liverpool di final.
Karena itu, Malouda tidak menganggap Tuchel berada pada titik krisis dan tetap mempertahankan dukungan skuat. "Saya pikir Tuchel tahu apa yang dia lakukan – dia adalah orang yang tepat untuk situasi ini," ujarnya.
"Dari apa yang saya rasakan dari luar, para pemain mempercayainya. Saya tidak melihat tanda bahwa dia ragu."
"Tentu saja, dia berada di garis depan karena dia adalah manajernya, tetapi saya pikir dia memiliki susunan (dari sistem timnya) yang dia yakini," pungkas Malouda.