Hana Horka Meninggal Usai Sengaja Kena COVID-19, Sang Anak Suarakan Pentingnya Vaksinasi

Penyanyi asal Ceko, Hana Horka (57) meninggal dunia setelah sengaja terpapar virus COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Jan 2022, 09:12 WIB
Ilustrasi Meninggal dunia Credit: pexels.com/Mayron

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi asal Ceko, Hana Horka (57) meninggal dunia setelah terpapar COVID-19. Sebelum meninggal ia memang mengatakan tidak mau divaksin COVID-19.

Setelah sang ibu meninggal, anaknya yang bernama Jak Rek angkat bicara mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19. Menurut Jak, kematian sang ibu harus jadi pengingat betapa pentingnya vaksinasi dalam menyelamatkan nyawa manusia seperti mengutip NY Times, Sabtu (22/1/2022).

Selain tidak mau divaksin, Horka senang ketika dirinya terpapar virus SARS-CoV-2. Berawal dari suami dan putranya terpapar virus Corona tapi sudah divaksinasi namun alih-alih mengisolasi diri Horka memilih bergabung dengan anggota keluarganya.

"Dia seharusnya menjalani isolasi selama seminggu karena kami positif COVID-19. Tapi dia bersama kami sepanjang waktu," kata Jak mengutip BBC.

Ketika positif COVID-19 membuat Horka sakit beberapa hari lalu tampak pulih. Horka juga sempat mengunggah ke akun Facebook pemulihannya yang nyata serta kekebalan yang didapatkan secara alami.

Selang beberapa hari, kondisi Horka menurun dengan cepat. Lalu, ia meninggal dunia.

 


Sempat Mengeluh Sakit Punggung

Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Jak mengatakan bahwa saat terpapar COVID-19 ibunya mengeluhkan sakit punggung.

"Lalu, kami mengoleskan minyak ke punggungnya," kata Jak.

Namun tak butuh waktu lama, ibunya meninggal dunia.

Anggota keluarga yakin bahwa Horka meninggal karena paparan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Meski begitu memang hasil otopsi belum keluar mengenai penyebab kematian penyanyi folk itu.

Ketika kisah ibunya mendapat perhatian publik internasional, Jak tidak akan berkomentar lebih lanjut. Namun, ia berharap pengalaman keluarganya mengguncangn dunia.

Jak menekankan bahwa ibunya tidak percaya pada beberapa teori konspirasi yang lebih aneh tentang vaksin COVID-19.

"Filosofinya adalah dia lebih setuju dengan gagasan tertular COVID-19 daripada divaksinasi. Bukannya kita akan mendapatkan microchip atau semacamnya," kata Rek.


Manfaat Vaksinasi

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya untuk memberikan perlindungan bagi tubuh bila terpapar virus SARS-CoV-2. Suntikan vaksin COVID-19 dosis lengkap membantu menurunkan risiko keparahan maupun kematian akibat penyakit tersebut.

Berbagai studi juga sudah mengunkap manfaat lain vaksinasi COVID-19. Salah satunya, kekebalan terhadap virus Corona bisa sampai satu tahun atau bahkan seumur hidup dan terus meningkat seiring waktu, terutama setelah vaksinasi COVID-19.

Temuan ini tentunya menambah daftar manfaat vaksinasi COVID-19 dan membantu menghilangkan keraguan beberapa orang yang masih khawatir akan perlindungan terhadap virus hanya berumur pendek.

Dalam jurnal Nature, sel yang mempertahankan memori virus bertahan di sumsum tulang dan dapat mengeluarkan antibodi kapan pun dibutuhkan.

Adapun sebuah situs khusus penelitian biologi bernama BioRxiv, merilis studi yang menemukan bahwa sel B memori tersebut terus menjadi dewasa dan menguat setidaknya selama 12 bulan setelah infeksi awal.

"Makalah ini konsisten dengan literatur yang berkembang yang menunjukkan bahwa kekebalan yang ditimbulkan oleh infeksi dan vaksinasi untuk SARS-CoV-2 tampaknya berumur panjang," kata Scott Hensley, ahli imunologi di University of Pennsylvania yang tidak terlibat dalam penelitian ini.


Infografis

Infografis Amankah Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya