Liputan6.com, New York - Kabar buruk harus diterima perusahaan kebuagaran, Peloton. Hal ini lantaran saham Peloton jatuh 24 persen usai laporan media terkait perusahaan kebugaran tengah berjuang keras setelah pandemi COVID-19 mereda.
Perusahaan-perusahaan kebugaran termasuk produsen treadmill dan sepeda berpotensi menghentikan sementara produksinya. Lantaran permintaan konsumen lemah yang berimbas saham entitas Peleton susut di bawah harga USD 29 atau Rp 416,1 ribu (estimasi kurs Rp 14.351 per dolar AS).
Advertisement
Harga saham Peleton ini lebih rendah dari harga initial public offering (IPO) perusahan pada September 2019. Menurut laporan, Peleton (PTON) berhenti memproduksi sepeda selama enam bulan. Sementara pembuatan treadmill telah setop enam minggu lalu.
"Peningkatan inventaris Peloton pada akhir kuartal terakhir memperjelas perusahaan masih mengoperasikan ketidaksesuaian permintaan pasokan. Sayangnya, tidak seperti masa pandemi COVID-19. Kali ini pasokan jauh melampaui permintaan," analis BMO Capital Markets Simeon Siegel, dikutip dari laman Yahoo Finance, ditulis Sabtu (22/1/2022).
Siegel telah lama mengategorikan Peloton ke peringkat Underperform pada sahamnya.
Saham Peleton anjlok 30 persen pada Desember di tengah situasi maraknya pemberiataan buruk dari penempatan produk di reboot "Sex and the City" yang baru.
Salah satu karakter utama acara, Mr Big, menderita serangan jantung setelah naik sepeda Peloton di akhir episode perdananya.
Sebelumnya, saham Peloton jatuh lebih dari 30 persen pada 5 November 2021. Usai perusahaan mengatakan pelanggan kebugaran terhubung sebesar 2,49 juta kira-kira sejalan dengan perkiraan analis. Jumlah latihan di platform cenderung lebih rendah untuk kuartal II berturut-turut.
Penjualan turun jauh dari perkiraan analis dan perusahaan membukukan kerugian yang lebih besar dari proyeksi pasar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diliputi Sentimen Negatif
Selain itu, Peloton juga memangkas prospek tahun fiskal penuhnya. Perusahaan melihat penjualan setahun penuh naik dari USD 4,4 miliar menjadi USD 4,8 miliar.
Sebelumnya terjun bebas dari USD 5,4 miliar. Peloton memperkirakan kerugian operasioanal usia koreksi yakni USD 425 - 475 juta. Padahal perkiraan perusahaan hanya sebesar USD 325 juta saja.
Berita buruk lainnya yakni sepanjang 2021, saham peleton turun 83 persen. Kemungkinkan kabar buru akan menghinggapi perusahan pembuat sepeda ini usai rilis perusahaan pada 8 Februari 2022.
"Kami berharap panduan itu, jika diberikan, akan tenggelam pada saat ini dan menunggu lebih banyak warna pada berbagai item berita ini," kata analis Macquarie, Paul Golding.
Harga Golding Peloton mengungguli dengan target harga USD 85, yang mengasumsikan kenaikan 254 persen dari tingkat harga saat ini.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement