239 Rumah Warga Jember Rusak Diterjang Banjir, Tak Ada Korban Jiwa

Saat ini, Tagana dari Dinas Sosial mendistribusikan bantuan 200 nasi bungkus di Desa Pakis, Kecamatan Panti.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2022, 16:07 WIB
Mobil terseret banjir bandang di Jember, Jawa Timur. (Foto: Istimewa/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 239 rumah warga di lima kecamatan di Jember, rusak  terdampak banjir bandang. Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Panti, Sukorambi, Bangsalsari, Rambipuji, dan Kaliwates.

"Upaya yang dilakukan melakukan evakuasi warga yang berada di tepi Sungai Kalijompo dan pembersihan akses jalan yang berlumpur di lokasi terdampak banjir," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo, Sabtu (22/1/2022).

Ia menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut. Namun beberapa rumah warga rusak diterjang luapan air sungai yang keruh.

Saat ini, Tagana dari Dinas Sosial mendistribusikan bantuan 200 nasi bungkus di Desa Pakis, Kecamatan Panti.

"Kami berbagi tugas dengan pihak PMI, Dinsos, Pemadam Kebakaran, TNI/Polri, dan perangkat desa/kecamatan dalam penanganan bencana banjir," katanya.

Ia mengatakan banjir disertai lumpur akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Jember pada Kamis (20/1/2022) sore hingga malam.

"Sungai Petung mengalami kenaikan debit air, berwarna keruh coklat dan berlumpur yang masuk ke permukiman warga setinggi 70-90 cm," tuturnya.

Ia mengatakan, dampak banjir disertai lumpur terjadi di beberapa desa, bahkan beberapa bagian rumah warga tergerus derasnya arus sungai yang debit airnya meningkat.

 


Banjir Tahunan

Bupati jember Hendy Siswanto meninjau lokasi banjir di kawasan rumahnya. (jemberkab.go.id)

Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Pakis, Kecamatan Panti dan Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari.

"Banjir yang terjadi selama dua hari berturut-turut dengan debit air yang sangat tinggi memiliki dampak kerusakan yang cukup besar, mengingat dalam 10 tahun terakhir baru kali ini banjir di Jember cukup besar," tuturnya.

Menurutnya banjir tersebut merupakan banjir tahunan karena sejauh ini belum ada perbaikan terhadap posisi di hulu, sehingga sungguh sangat mengkhawatirkan ke depan kalau tidak segera melakukan perbaikan di hulu sungai.

Ke depannya, lanjut dia, Pemkab Jember bersama Pemprov Jatim akan berkolaborasi, serta berharap penanganan hulu itu menjadi proyek nasional.

"Pekerjaan penanganan bencana nasional ini membutuhkan kolaborasi antara Pemkab Jember, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena menyangkut biaya yang cukup besar dan penelitian yang komprehensif," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya