Terjadi 9 Kali Gempa Susulan Pascagempa Magnitudo 6 di Melonguane Sulut

BMKG memastikan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6 yang mengguncang wilayah Melonguane, Sulut tidak berpotensi tsunami.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Jan 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, setidaknya terjadi sembilan kali gempa susulan pascagempa berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu (22/1/2022) pukul 09:26 WIB.

"Hingga pukul 11:30 WIB tadi, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sembilan aktivitas gempa bumi susulan. Dengan magnitudo terbesar M=4,5," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring pada Sabtu (22/1/2021).

Gempa bumi yang mengguncang Melonguane terletak di laut pada jarak 34 kilometer ke arah selatan Kota Melonguane pada kedalaman 37 kilometer.

Dwikorita menyampaikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. 

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi lempeng laut Maluku," kata dia.

Dwikorita menerangkan, mengacu pada hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik datar (oblique thrust).

 


Gereja di Kepulauan Talaud Rusak

Guncangan gempa ini dirasakan di Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) dengan intensitas guncangan skala MMI III-IV atau setara dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.

"Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut, yaitu kerusakan ringan antara lain terjadi di Gereja Jemaat Grenita Ayalon Pangeran, Pulau Kabaruan, Kepulauan Talaud," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya