Omicron di Jakarta 1.313 Kasus, 854 Pelaku Perjalanan Luar Negeri

Kasus Omicron di Jakarta sebanyak 1.313 orang pada Sabtu, 22 Januari 2022.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Jan 2022, 09:10 WIB
Warga jalan pergi usai dibubarkan petugas saat perayaan malam Tahun Baru di Jakarta, Jumat (31/12/2021). Polda Metro Jaya melakukan pengendalian mobilitas Crowd Free Night (malam bebas keramaian) dengan membubarkan warga yang nekat keluar rumah dan tidak mematuhi aturan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per 22 Januari 2022, kasus Omicron di DKI  mencapai 1.313 orang. Angka ini mengalami penambahan, sebelumnya 1.177 orang terinfeksi Omicron (data per 21 Januari 2022).

Dari jumlah 1.313 orang, 854 di antaranya, yang terpapar varian Omicron merupakan pelaku perjalanan luar negeri dan 459 pasien tertular dari transmisi lokal. Sementara itu, kasus aktif COVID-19 di Jakarta, yakni 1.955 orang disumbang dari pelaku perjalanan luar negeri dan 5.890 transmisi lokal.

Adapun perkembangan secara nasional, Kementerian Kesehatan mencatat, ada dua kasus konfirmasi Omicron di Indonesia meninggal dunia. Data ini dilaporkan pada Sabtu, 22 Januari 2022 dan termasuk pelaporan fatalitas pertama akibat Omicron. 

Dua kasus Omicron di Indonesia yang meninggal, yaitu satu kasus adalah transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat. Satu lagi adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri, yang meninggal di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kematian akibat varian Omicron juga sudah dilaporkan di sejumlah negara.

"Data kematian akibat Omicron dari beberapa negara, misalnya, Inggris sampai 31 Desember 2021 sudah ada 75 orang yang meninggal, pasien pertama yang meninggal di Amerika Serikat umurnya 50 tahunan, sudah pernah COVID sebelumnya, belum divaksinasi," ungkap Tjandra Yoga melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Minggu (23/1/2022).

"Kemudian, di Jepang yang meninggal adalah lansia dengan komorbid berat. Di Australia, yang meninggal adalah usia 80-an dengan komorbid, lalu Singapura yang meninggal  92 tahun, tidak ada komorbid yang jelas, tidak vaksinasi.

Tak hanya itu saja, India melaporkan kematian akibat varian COVID-19 Omicron dari pasien 74 tahun. Pasien tersebut meninggal dan punya riwayat diabetes melitus serta komorbid lain.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Peningkatan Kematian Akibat Omicron

Orang-orang mengantre untuk tes COVID-19 Balboa Blvd and Saticoy St, Van Nuys, California, Amerika Serikat, 4 Januari 2022. Sejak Natal, rawat inap di California telah melonjak hampir 50 persen. (Hans Gutknecht/The Orange County Register via AP)

Di Amerika Serikat dan Australia, Tjandra Yoga Aditama melanjutkan, ada peningkatan kematian akibat COVID-19 terkait Omicron. Hal ini kemungkinan bisa berlanjut ke depannya.

"Beberapa hari lalu, nampaknya mereka (AS dan Australia) akan mengalami peningkatan kematian akibat COVID-19 di minggu-minggu mendatang, tentunya juga berhubungan dengan Omicron," lanjutnya.

Terkait kematian akibat Omicron di Indonesia, Tjandra Yoga meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada. Protokol kesehatan (3M, 5M) supaya terus dilaksanakan.

Pemerintah diharapkan ada peningkatan tes untuk mendeteksi Orang Tanpa Gejala (OTG) yang Omicron dan telusur secara masif.

"Kita amat berduka dengan wafatnya dua warga kita karena Omicron kemarin. Wafatnya dua warga kita kembali menunjukkan bahwa tidak semua infeksi Omicron adalah ringan," pesan Tjandra Yoga, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

"Jadi, semua kita harus ekstra waspada, tentu tanpa perlu panik."


Infografis Zona Merah Covid-19 Varian Omicron di Jakarta

Infografis Zona Merah Covid-19 Varian Omicron di Jakarta . (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya