Liputan6.com, Jakarta Pangkostrad baru Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2019-2021 Letjen TNI Dr. (H.C) TNI Doni Monardo rupanya saling bersahabat. Maruli baru saja diangkat sebagai Pangkostrad berdasarkan Surat Keputusan Jabatan 328 Perwira Tinggi TNI melalui Keputusan nomor 66/I/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Potret persahabatan Maruli dan Doni Monardo berhasil direkam oleh Ketua Yayasan Kita Jaga Alam, Egy Massadiah. Egy menuturkan sosok Maruli lewat cerita yang disampaikan Doni Monardo, salah satunya pada masa di Paspampres. Pada waktu itu, Maruli berpangkat Kolonel.
Baca Juga
Advertisement
"Menyebut nama Doni Monardo, mengingatkan saya tentang sepenggal kisah yang pernah ia ceritakan saat menjabat Dan Paspampres. Doni melukiskan, betapa ketat seleksi masuk di satuan Paspampres, termasuk seleksi menjadi Komandan Grup A Paspampres," tutur Egy dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (22/1/2022).
"Waktu itu, Doni dalam kapasitas Dan Paspampres harus melakukan seleksi pamen (perwira menengah) untuk menempati posisi Komandan Grup A. Sejumlah kolonel ikut serta. Satu di antaranya, Maruli."
Doni Monardo sendiri, yang memimpin proses seleksi untuk jabatan Dan Grup A. Materi ujian bagi calon Dan Grup A, tidak saja fisik atau kesamaptaan (tes kemampuan fisik), tapi juga keterampilan bela diri, skor menembak, penguasaan alutsista, bahasa, sampai tes psikologi.
Dari sekian calon, nama Kolonel Maruli Simanjuntak, yang merupakan menantu dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut B. Pandjaitan, selalu menempati urutan pertama. Lalu ia terpilih menjadi Komandan Grup A Paspampres.
“Jadi, Maruli terpilih bukan karena beliau menantu Pak Luhut, tapi karena di semua ujian seleksi, skornya paling tinggi,” ungkap Doni Monardo kepada Egy.
Doni Monardo Minta Peluru ke Maruli Simanjuntak
Menyimak cerita Doni Monardo soal Maruli Simanjuntak pun membuat Egy Massadiah takjub. Keduanya, tetap menjalin persahabatan, bahkan pada waktu Doni menjabat sebagai Kepala BNPB.
"Sampai di sini, saya merasa dunia ini kecil sekali. Bayangkan, berteman dengan Maruli di satu sisi. Lalu bersahabat dengan Doni Monardo, di sisi waktu yang berbeda," lanjut Egy.
"Nah, Doni dan Maruli melewati fase interaksi “komandan dan anak buah” pada satu kesatuan. Kemudian berinteraksi lagi dalam posisi yang berbeda."
Jadi sama sekali tidak heran jika suatu hari, Doni memanggil dan meminta Egy menghubungi Maruli.
“Pak Egy, tolong mintakan peluru ke Pak Maruli, Dan Paspampres,” ucap Doni kala itu.
Itu momentum saat Doni Monardo hendak mengajak para pejabat BNPB latihan menembak di Mako Kopassus, Cijantung, atas undangan Danjen Kopassus pada waktu itu yang dijabat Mayjen TNI Mohamad Hasan.
"Segera saya menghubungi 'Ucok,' begitu biasa saya menyapa Maruli," sambung Egy.
Gayung bersambut. Bukan hanya peluru, tapi lapangan tembak Paspampres sudah disiapkan.
"Saya menyampaikan, bahwa yang diperlukan hanya peluru, sedangkan latihan menembak dilakukan di lapangan tembak Kopassus," ucap Egy kepada Maruli.
Maruli paham, meski ia juga sangat ingin Doni dan staf BNPB menembak di lapangan Paspampres Tanah Abang.
“Lapangan tembak Paspampres ini kan punya Pak Doni, saya hanya merawatnya,” seloroh Maruli. Sejatinya, lapangan tembak Paspampres sudah lama ada, jauh sebelum Doni Monardo menjabat.
Advertisement
Kala Maruli Simanjuntak Disebut 'Pangdam Termuda'
Egy Massadiah menambahkan sekilas profil Panglima Kostrad yang baru, Maruli Simanjuntak. Maruli merupakan lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah. Egy sudah mengenal Maruli sejak ia berpangkat letnan dua.
Usai mengemban amanat sebagai Komandan Paspampres (2018-2020), Maruli mendapat tugas teritori sebagai Pangdam Udayana, berkedudukan di Bali. Ketika dilantik menjadi Pangdam Udayana November 2020, sejumlah media memilih angle yang sama dalam pemberitaannya, yakni “Pangdam termuda”.
"Setahun lebih ia mengomandani wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTB), dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Itu artinya, ketika dipromosi ke jabatan baru sebagai Pangkostrad, bisa jadi ia adalah Pangkostrad termuda sepanjang sejarah TNI. Jika bukan jabatannya, setidaknya jenderal bintang tiga (letnan jenderal) termuda di angkatannya," terang Egy melalui tulisannya.
Karier yang moncer, terkadang diikuti pameo “semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup”. Salah satu “tiupan angin kencang” yang menerpa Maruli adalah statusnya sebagai anak-menantu Menko Perekonomian dan Maritim, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.
Egy mencatat, dua-per-tiga jabatan yang pernah Maruli emban adalah jabatan-jabatan komandan. Jabatan-jabatan pemegang tongkat komando. Dari sisi ini, sudah menunjukkan Maruli adalah prajurit yang memang memiliki kapasitas dan kapabilitas.
Beberapa jabatan puncak kesatuan yang pernah Maruli sandang, mulai dari Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), lalu Komandan Batalyon 21 Grup 2/Sandi Yudha (2008-2009). Selanjutnya, Komandan Sekolah Komando Pusdikpassus (2009—2010), Komandan Grup 2/Sandi Yudha (2013—2014), Komandan Grup A Paspampres (2014—2016), Komandan Korem 074/Warastratama (2016—2017), Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) (2018—2020), dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana (2020—2021).
Infografis Komandan-Komandan Baru TNI AD
Advertisement