Liputan6.com, Jakarta Kiprah Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang baru ditunjuk menjabat Pangkostrad, ternyata dikenal dengan sebutan 'Bapak Air.' Tak main-main, Maruli yang sebelumnya mengemban tugas sebagai Panglima Kodam IX/Udayana telah membangun ratusan titik sumur di wilayah yang sulit air bersih.
Sepak terjang Pangkostrad Maruli sewaktu menjadi Pangdam IX/Udayana dituturkan Ketua Yayasan Kita Jaga Alam, Egy Massadiah. Nama Maruli sudah dikenal hingga ke pelosok Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga
Advertisement
"Sosok Maruli sebagai Pangdam IX/Udayana, kiprahnya tidak saja sigap dalam membantu program tanggap darurat hingga pasca bencana alam di NTT. Jauh sebelum musibah di NTT, nama Maruli sudah sangat dikenal hingga pelosok-pelosok Bali, NTB, dan NTT," cerita Egy melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (22/1/2022).
"Dia dikenal sebagai 'Bapak Air.' Mengapa? Karena bukan cuma satu-dua sumur ia bikin. Tak kurang 150 titik sumur sudah ia bangun di teritori binaannya, yang terkenal sulit mendapatkan air bersih."
Setidaknya ada 200 ribu penduduk yang sudah merasakan program Bapak Air. Data tersebut dicatat Egy hingga tahun 2021.
"Bisa jadi, jumlahnya lebih besar saat ia mengakhiri tugas," lanjut Egy.
Salah satu program kerja paling populer selama satu tahun dua bulan yang dilakukan Maruli adalah pembangunan pompa hidram di beberapa daerah, khususnya di NTT yang kekurangan sumber air. Program yang spektakuler itu meninggalkan kesan di mata masyarakat NTT, bahkan di sana disebut dengan 'Jenderal Air.'
Maruli Simanjuntak, Air Bersih dan Cinta Pohon
Egy Massadiah mengutarakan, ada juga kelakar di tengah masyarakat, khususnya di wilayah NTT. Kehadiran Maruli Simanjuntak membawa sentuhan pertanda, air bersih sudah dekat di mata.
Selain berkecimpung membangun sumur, Maruli yang juga merupakan menantu dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan memiliki kepedulian alam. Serupa dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2019-2021 Letjen TNI Dr. (H.C) TNI Doni Monardo, Maruli mencintai pohon.
"Bahkan ada kelakar di tengah masyarakat, khususnya di wilayah NTT, bahwa sapi dan kuda saling melirik jika melihat Maruli lewat. Sapi dan kuda pun tahu, jika Maruli datang, itu artinya air sudah dekat," ucap Egy.
"Bersamaan dengan pembuatan sumur, Maruli juga menyentuh sektor ekonomi, terutama peternakan dan pertanian. Adrenalin kepedulian alam, lingkungan Maruli mengikuti seniornya, Doni Monardo, sama sama cinta pohon."
Hubungan antara Doni Monardo dan Maruli Simanjuntak terjalin sewaktu Doni menjabat Dan Paspampres. Dari cerita Doni, betapa ketat seleksi masuk di satuan Paspampres, termasuk seleksi menjadi Komandan Grup A Paspampres.
Waktu itu, Egy bercerita, Doni dalam kapasitas Dan Paspampres harus melakukan seleksi pamen (perwira menengah) untuk menempati posisi Komandan Grup A. Sejumlah kolonel ikut serta. Satu di antaranya, Maruli.
"Doni Monardo sendiri yang memimpin proses seleksi untuk jabatan Dan Grup A. Materi ujian bagi calon Dan Grup A, tidak saja fisik atau kesamaptaan (tes kemampuan fisik), tapi juga keterampilan bela diri, skor menembak, penguasaan alutsista, bahasa, sampai tes psikologi," imbuh Egy.
"Dari sekian calon, nama Kolonel Maruli Simanjuntak selalu menempati urutan pertama."
Advertisement
Atlet Judo Berlatarbelakang Militer
Dari catatan Egy Massadiah juga tergambar sekilas perkenalan Maruli Simanjuntak dengan sang istri, Paulina Panjaitan, anak dari Luhut B. Pandjaitan. Paulina justru mengenal Maruli sebagai atlet judo.
"Mungkin sedikit yang tahu, bahwa Paulina Panjaitan, yang kemudian menjadi Nyonya Maruli, mengenal Maruli Simanjuntak justru bukan sebagai seorang prajurit (TNI), melainkan sebagai atlet judo. Benar. Kisah mereka terajut saat SEA Games ke-18 tahun 1995 di Jakarta," tutur Egy.
"Paulina sebagai liaison officer, sedangkan Maruli sebagai atlet judo. Atlet yang berlatar belakang militer. Tahukah Anda, di mana posisi calon mertuanya saat itu? Tahun 1995, Kolonel (Inf) Luhut Binsar Panjaitan menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur."
Maruli – Paulina lalu menikah tahun 1999. Saat itu, Luhut sudah pensiun dengan pangkat Jenderal Kehormatan dan menjabat Dubes RI di Singapura. Perjalanan Maruli banyak ditapaki ketika ayah mertuanya tidak berada di lingkaran kekuasaan, baik di militer maupun pemerintahan.
Beberapa jabatan puncak kesatuan yang pernah Maruli sandang, mulai dari Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), lalu Komandan Batalyon 21 Grup 2/Sandi Yudha (2008-2009). Selanjutnya, Komandan Sekolah Komando Pusdikpassus (2009—2010), Komandan Grup 2/Sandi Yudha (2013—2014), Komandan Grup A Paspampres (2014—2016), Komandan Korem 074/Warastratama (2016—2017), Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) (2018—2020), dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana (2020—2021).
Infografis: Sumber Air Jakarta Bermasalah
Advertisement