Liputan6.com, Jakarta Pangkostrad baru Mayjen TNI Maruli Simanjuntak pernah mengawal Jusuf Kalla (JK) menonton pertandingan Liverpool di Inggris tahun 2018 silam. Pada waktu itu, JK, sapaan akrabnya, menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
Kisah di balik pengawalan terhadap Jusuf Kalla merupakan sekilas catatan yang diceritakan Ketua Yayasan Kita Jaga Alam, Egy Massadiah melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com. Saat mengawal JK, posisi Maruli sebagai Wadan Paspampres.
Baca Juga
Advertisement
"Kita loncat ke momen mengesankan di awal September tahun 2018. Kami ke London dan Amerika Serikat. Waktu itu, Maruli sebagai Wadan Paspampres memimpin pengawalan Wakil Presiden Jusuf Kalla," ucap Egy, Sabtu (22/1/2022).
"Protapnya, Presiden didampingi Komandan Paspampres, sedangkan Wadan Paspampres mendampingi Wakil Presiden. Di Inggris, Jusuf Kalla sempat membuat rombongan 'kalang-kabut.' Ini karena JK mau menonton Liga Inggris, partai Liverpool melawan Totenham Hotspur."
Di sini, JK dalam posisi sebagai penggemar sepakbola, bukan sebagai Wakil Presiden. Walau begitu, bukankah jabatan Wapres RI tidak copot meski JK mengenakan syal Liverpool?
"Akhirnya, Maruli dan pasukannya mengawal JK naik KRL, berdesak-desakan dengan penumpang lain. Di KRL penuh Liverpudian, julukan supporter Liverpool. JK sendiri seorang Kopites, julukan bagi fans Liverpool dari luar Liverpool," sambung Egy.
"Sebagian pasukan Maruli tetap melekat dengan JK, termasuk masuk ke dalam stadion. Sebagian lain di luar stadion menunggu hingga pertandingan usai 2 x 45 menit. Semua baik-baik saja hingga JK kembali ke penginapan."
Setelah menyelesaikan urusan kenegaraan dan menonton Liverpool di Inggris, JK dan rombongan, termasuk Egy yang waktu itu ikut mendampingi bergerak menuju New York, Amerika Serikat untuk menghadiri Sidang Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bersua Saat Tangani Banjir Bandang di NTT
Sedikit catatan pribadi, ada hal tak terlupakan di Amerika Serikat bagi Egy tatkala ikut rombongan Presiden dan Wapres pada 2018, Maruli Simanjuntak membelikannya sepatu.
"Satu saat, saat sama-sama senggang kami berjalan kaki di seputar kawasan 42 Street Manhattan New York. Di sudut blok dekat Hotel Westin, tempat rombongan menginap, Maruli mampir ke toko sepatu olahraga," tutur Egy.
"Ujungnya, sepasang sepatu jogging berkelir hitam, ia beli dan hadiahkan ke saya. Thanks bro…."
Tak lama setelah dari pulang dari lawatan Inggris dan AS, Egy mendengar kabar Maruli bertugas ke Semarang, menjabat Kasdam IV/Diponegoro. Komunikasi tetap terjalin, meski lewat udara dan kuota.
Setahun menjabat Kasdam, Maruli balik Jakarta menempati pos baru sebagai Komandan Paspampres, dengan bintang dua di pundak. Egy hadir di Markas Paspampres Tanah Abang, saat syukuran serah terima jabatan itu.
Komunikasi kami kembali intens, hingga Maruli kembali mendapat penugasan teritori sebagai Pangdam IX/Udayana.
"Pada penugasan ini, beberapa kali kami bersua muka. Salah satunya, saat terjadi banjir bandang di sebagian besar wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT). Maruli sebagai Pangdam, sedangkan saya mendampingi Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo," lanjut Egy.
Advertisement
Potret Perjalanan Karier Maruli Simanjuntak
Dalam penuturannya, Egy Massadiah yang juga wartawan senior ini memotret dekat perjalanan karier Maruli Simanjuntak di dunia militer. Masih terkenang jelas jejak-jejak Maruli dan kawan-kawan seangkatan, saat awal penugasan. Hari-hari setelah setelah lulus akademi militer dan dilantik presiden menjadi prajurit berpangkat letnan dua.
"Izinkan saya mengilas balik ke era 90-an, saat awal merajut persahabatan dengan Maruli. Itu terjadi secara kebetulan. Benar. Kebetulan, saya punya teman sejak Taman Kanak-Kanak di Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan, bernama Andi Sirajuddin Kube Dauda (Almarhum), yang akrab saya panggil Aju," imbuhnya.
"Ia juga seorang tentara baret merah, lulusan Akmil lichting 1991. Ayah Aju bernama Andi Kube Dauda, mantan bupati di Sul Sel, seumuran ayah saya. Aju ini kakak angkatan Maruli. Mereka sangat dekat karena sama-sama atlet judo.
Aju, Maruli dan teman-temannya sering main ke tempat Egy di Cinere, perbatasan Depok, dan Jakarta Selatan. Sebaliknya, Egy juga sering nongkrong di rumah Aju di bilangan Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur. Tak jarang, Egy melihat dan menemani mereka latihan judo di Mako Kopassus, Cijantung.
"Saya perhatikan, angkatan 1991 dan 1992 sangat akrab. Apalagi mereka yang sama-sama mengikuti TC (Training Camp) sebagai atlet judo di bawah gemblengan pelatih judo dari Korea. Hampir setiap hari mereka berinteraksi," ujar Egy.
"Selepas apel di markas Kopassus Cijantung, para prajurit yang notabene atlet judo itu langsung latihan sampai sore. Begitulah rutinitas mereka saat itu. Program Judo, Taekwondo ketika itu diinisiasi Danjen Kopassus Prabowo Subianto. Prabowo pulalah yang mendatangkan pelatih langsung dari Korea."
Selain judo dan taekwondo, sebagian prajurit lain mendalami bela diri pencak silat Merpati Putih. Aju, termasuk yang menjadi murid Mas Pung, guru besar Merpati Putih saat itu.
Pernah satu ketika, Aju “kehilangan” pistol. Tentu bukan hilang beneran, melainkan lupa menaruh. Oleh Maruli dan teman-temannya, Aju pun diledek, “Abang kan Merpati Putih, cari dong dengan ‘getaran’….”
Waktu terus bergulir. Aju, Maruli, dan yang lain mulai terpisah satu-sama-lain, karena penempatan tugas di daerah yang berbeda. Meski begitu, komunikasi terus terjalin, termasuk dengan Aju, yang wafat tahun 2016 karena sakit, dengan pangkat terakhir Kolonel.
Penugasan Maruli juga berpindah-pindah, dari berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Kemudian Ring-1 Istana, ia sempat geser ke jabatan Danrem di Solo. Dari Solo, balik ke Paspampres menjabat Wakil Komandan (Wadan) Paspampres. Bintang pun jatuh di pundaknya. Brigadir Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Infografis Kekuatan Militer Indonesia Peringkat 16 Dunia
Advertisement