Liputan6.com, Jakarta - Robinhood Market meluncurkan dompet kripto untuk 1.000 pengguna yang memungkinkan untuk mengirimkan sekaligus menerima kripto melalui akun pialang para nasabah. Hal itu disampaikan perseroan dalam unggahan pada situsnya, Kamis, 20 Januari 2022.
Pialang daring yang berbasis di Menlo Park telah menyusun agenda untuk melakukan uji atas dompet kripto ini pada 2021. Untuk 2022 ini, Robinhood menargetkan peluncuran yang lebih luas.
Advertisement
Dari hampir 1,6 juta di daftar tunggu (waiting list) yang tertarik dengan dompet kripto, Robinhood memilih 1.000 teratas sebagai objek uji coba dan melakukan tukar-menukar kripto dari Robinhood dengan dompet kripto milik platform lain (dompet kripto eksternal).
Fitur baru ini mampu menghubungkan pemegang aset digital ke dalam ekosistem blockchain. Penguji beta memiliki batas harian sebesar USD 2.999 setara Rp 43,03 juta (asumsi kurs Rp 14.352 per dolar AS) untuk total penarikan dan 10 transaksi. Pengguna juga perlu mengaktifkan otentikasi dua faktor, kata perusahaan itu.
Robinhood mengambil keuntungan besar dari ledakan perdagangan ritel selama pandemi COVID-19. Tidak heran jika mengharapkan dan memperluas program ini ke 10.000 pelanggan pada Maret.
Pelanggannya telah lama meminta kehadiran dompet kripto pada platform trading kripto ini. Sehingga memungkinkan partisipasi lebih luas dalam ekosistem berbasis blockchain, seperti membeli aset virtual seperti non-fungible tokens (NFT) di jaringan Ethereum.
Menurut jadwal, Robinhood akan melaporkan pendapatan kuartal IV pada Kamis, 27 Januari 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Bitcoin Merosot
Sebelumnya, kripto melanjutkan penurunan dramatis pada perdagangan Sabtu, 22 Januari 2022. Harga bitcoin susut hampir setengah dari nilainya sejak mencapai level tertinggi pada November 2021.
Bitcoin, kripto paling berharga di dunika berdasarkan nilai pasar jatuh sekitar 8 persen dan diperdagangkan di atas USD 35.000 atau sekitar Rp 502,04 juta (asumsi kurs Rp 14.344 per dolar AS). Bitcoin mencapai posisi tertinggi USD 69.000 atau sekitar Rp 989,73 jutapada November.
Sementara itu, ether, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi apsar merosot hampir 10 persen untuk diperdagangkan sekitar USD 2.400 atau sekitar Rp 34,42 juta.
Tekanan terhadap kripto terjadi setelah penurunan di pasar saham pada Kamis pekan ini. Kripto dan saham anjlok bersamaan pada Januari 2022. Hal ini seiring investor khawatir bagaimana antisipasi kenaikan suku bunga the Federal Reserve akan penagruhi pasar.
Bitcoin dinilai berfungsi sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi akibat dari stimulus pemerintah tetapi analis menuturkan, risikonya the Federal Reserve yang lebih hawkish dapat menekan kripto. Di sisi lain, ada juga kekhawatiran regulator AS akan menindak mata uang digital.
Sementara itu, bank sentral Rusia mengusulkan pelarangan penggunaan dan penambangan kripto pada awal pekan ini. Pejabat menilai hal tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keuangan, kesejahterana warga dan kedaulatan kebijakan moneternya. Otoritas AS juga telah menekan aspek tertentu dari pasar.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement