Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Shanghai atau Shanghai Stock Exchange (SSE) meminta perusahaan yang terdaftar di bursa STAR Market, bursa bergaya Nasdaq untuk mengungkapkan informasi terkait nilai Environment, Social dan Governance (ESG) dalam laporan tahunan perusahaan.
SSE mengirimkan pengumuman tersebut kepada setiap perusahaan yang melenggang di STAR Market pada Kamis, 20 Januari 2022.
Advertisement
Pihak bursa Shanghai menginginkan perusahaan tersebut mengungkap informasi terkait ESG. Selain itu mempublikasikan pula laporan ESG yang menyangkut tanggung jawab sosial dan keberlanjutan secara terpisah dari laporan perusahaan, jika diperlukan.
SSE menekankan perusahaan harus mengungkapkan rencana tentang bagaimana kontribusi entitas untuk membantu China mencapai tujuan netralitas karbon. China telah berjanji untuk mencapai puncak nol emisi karbon sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060.
Berita tentang aturan pengungkapan yang lebih ketat pertama kali dilaporkan oleh Securities Times milik negara pada Rabu, 19 Januari 2022.
Bursa Efek Shanghai juga mendesak perusahaan STAR Market guna mengungkapkan informasi seputar teknologi inti mereka. Termasuk kemajuan penelitian dan pengembangan, prospek aplikasi, dan menandai potensi risiko dan ketidakpastian utama.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa Efek Shanghai Tangguhkan Perdagangan Tiga Obligasi
Sebelumnya, saham Shimao Group Holdings di Hong Kong jatuh pada Jumat, 7 Januari 2022 seiring dengan kemerosotan harga obligasi yang diterbitkan unit pengembangnya Shanghai Shimao Co, Sentimen itu mendorong Bursa Efek Shanghai untuk menangguhkan perdagangan tiga obligasi.
Saham Shimao Group anjlok lebih dari 17 persen pada awal pembukaan pasar di Hong Kong. Obligasi yang mulai diperdagangkan pada Juli 2022 terjun 25 persen. Obligasi tersebut diterbitkan oleh unitnya, Shanghai Shimao Co.
Hal ini memicu Bursa Efek Shanghai menangguhkan perdagangan saham Shimao Grup di bursa. Menurut pihak bursa efek penurunan merupakan fluktuasi abnormal.
Upaya Hasilkan Pendanaan
Unit pengembang China Shimao Group lainnya, Shanghai Shimao Construction, mengatakan pada Jumat, 7 Januari 2022 menyampaikan pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan China Credit Trust Co untuk menyelesaikan pinjaman dengan pembayaran 645 juta yuan, atau setara USD 101,10 juta (atau Rp 1,45 triliun dengan estimasi kurs Rp 14.356 per dolar AS). Utang tersebut masih belum dibayar.
Departemen tersebut mengatakan pembayaran yang terlewat tidak akan mempercepat permintaan pembayaran di pasar obligasi terbuka.
Pada Kamis, 6 Januari 2022, Shimao menyampaikan telah gagal membayar pinjaman setelah melewatkan pembayaran 645 juta yuan. Ini menjadi isyarat terbaru dari kesulitan di sektor properti China.
Reporter Ayesha Puri
Advertisement