Liputan6.com, Sanaa - Ribuan warga Yaman pada Jumat (21/1) memadati jalan-jalan di Ibu Kota Sanaa yang dikuasai pemberontak untuk mengutuk serangkaian serangan pesawat nirawak pimpinan Arab Saudi yang menewaskan sejumlah orang.
Seorang menteri kelompok pemberontak mengatakan serangan udara yang menarget sebuah penjara yang dikelola oleh pemberontak Houthi menewaskan sedikitnya 70 tahanan dan melukai puluhan lainnya. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (23/1/2022).
Advertisement
Menurut organisasi Save the Children, penjara itu juga menjadi lokasi penahanan sejumlah migran.
Serangan itu merupakan bagian dari ofensif udara yang salah satu diantarnaya sempat memutuskan jaringan internet di negara termiskin di dunia Arab itu.
Serangan udara di kota pelabuhan Hodeida menghantam pusat telekomunikasi yang merupakan wahana utama koneksi internet di Yaman.
Koalisi pimpinan Arab Saudi mengaku telah “melancarkan serangan udara yang tepat sasaran untuk menghancurkan kapabilitas milisi” di sekitar pelabuhan yang vital itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Udara
Serangan udara juga terjadi di dekat Sanaa, yang dikuasai kelompok Houthi sejak akhir 2014.
Bombardir udara itu terjadi setelah Houthi mengklaim bertanggungjawab atas serangan pesawat nirawak dan rudal di Ibu Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan lalu.
Aksi kekerasan terbaru ini menandai peningkatan eskalasi dalam perang saudara yang brutal di Yaman.
Koalisi pimpinan Arab Saudi – yang didukung Uni Emirat Arab – telah memerangi kelompok pemberontak Houthi sejak tahun 2015.
Advertisement