Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Senin (24/1/2022). Akan tetapi, kenaikan kasus COVID-19 terutama karena varian omicron akan membebani IHSG.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, kenaikan jangka pendek pergerakan IHSG masih terlihat akan berlanjut. Hal ini juga ditopang oleh rentang konsolidasi yang telah digeser ke arah lebih baik sehingga peluang IHSG masih cukup besar untuk meraih rekor tertinggi sepanjang masanya kembali.
Advertisement
William menuturkan, tercatatnya aliran dana investor asing secara year to date yang mulai kembali ke dalam pasar modal Indonesia serta kuatnya fundamental perekonomian Indonesia yang terlihat dari data juga turut menjadi penunjang bagi pergerakan IHSG. Tercatat aksi beli investor asing mencapai Rp 6 triliun year to date (ytd).
“Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak pada zona hijau. IHSG bergerak di kisaran 6.606-6.743,” tulis William.
Sementara itu, pengamat pasar modal Edwin Sebayang menuturkan, sentimen global seperti wall street yang melemah pada pekan lalu dan harga komoditas minyak dan emas yang merosot menjadi sentimen negatif bagi IHSG.
Selain itu, Edwin menuturkan, kenaikan kasus COVID-19 dalam tujuh hari ada 14.729 orang kena COVID-19 berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan perdagangan Senin pekan ini. Edwin prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.671-6.767.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan yang dapat dicermati, Edwin memilih saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF),PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Selain itu, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Siloam Hospital Tbk (SILO), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Advertisement