Liputan6.com, Mojokerto - Heboh air sungai berubah menjadi warna merah darah di Sungai Ledeng di Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat angkat bicara.
Mojokerto dihebohkan oleh kasus Sungai Ledeng yang tiba-tiba berubah menjadi warna merah darah sejak Senin (03/01/2022).
Asisten I Sekda Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin mengatakan telah menguji air sungai tersebut dan sudah menemukan hasil laboratoriumnya.
"Hasil uji laboratorium mengindikasikan kesesuaian kualitas air sungai dengan faktor pemicu blooming alga," katanya, Minggu (23/1/2022).
Ia menjelaskan terdapat dua faktor pemicu alga merah berkembang biak dengan pesat di Sungai Ledeng.
Baca Juga
Advertisement
Pertama, faktor yang membuat perkembangan alga yaitu temperatur air sungai mencapai 33 derajat celcius. Kedua, yaitu eutrofikasi atau melimpahnya nutrisi bagi alga merah.
"Kadar fosfat penyebab eutrofikasi ini dapat disebabkan oleh air limbah domestik dari penggunaan deterjen yang mengandung fosfat atau residu dari penggunaan pupuk pertanian," terang Didik.
Didik mengatakan, kedua faktor itu disebabkan oleh kondisi aliran Sungai Ledeng yang disekat olah warga dengan jaring untuk memelihara ikan. Sehingga alga merah yang berkembang biak dengan pesat menumpuk di permukaan sungai dan memunculkan warna merah darah.
"Kemarin kami tinjau lapangan hasilnya sudah tidak ada lagi warna merah, air sungai sudah mengalir dengan normal kembali," tandasnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Tidak Ada Ikan Mati
Sebelumnya, fenomena sungai merah darah terjadi di sepanjang aliran Sungai Ledeng, tepatnya di Desa Wunut dan Jumeneng.
Meskipun tidak di seluruh permukaan Sungai Ledeng yang berwarna merah darah. Menurut warga setempat, fenomena ini baru pertama kali terjadi.
Zat berwarna merah darah yang menutupi permukaan Sungai Ledeng itu berbentuk gel, berminyak, tapi tidak berbau. Sehingga tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Bahkan, Ikan-ikan di sungai tersebut tidak ada yang mati. DLH Kabupaten Mojokerto akhirnya meneliti penyebab fenomena ini dengan mengambil sampel dari Sungai Ledeng pada Jumat (7/1) siang.
Sonya Andomo
Advertisement