Jokowi: Puluhan Tahun Kita Nyaman Impor, Negara Rugi

Presiden Jokowi mengatakan, hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) menjadi momentum menekan ketergantungan impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2022, 11:16 WIB
Pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN, 16 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo mengatakan, hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) menjadi momentum menekan ketergantungan impor dan memperbaiki neraca perdagangan. Neraca perdagangan mampu ditekan bila impor berkurang.

"Ini perintah udah 6 tahun yang lalu saya sampaikan. Tetapi memang kita ini, sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor," ujar Jokowi, Sumatera Selatan, Senin (24/1).

Presiden Jokowi mengatakan, memang selama ini ada yang nyaman dengan impor dan menjadikan impor sebagai zona nyaman. Padahal negara dan rakyat sangat dirugikan dengan kebiasaan impor, sebab tidak adanya lapangan pekerjaan.

"Sudah rutinitas terus impor, impor, impor, impor, impor tidak berpikir bahwa negara itu dirugikan. Rakyat dirugikan karena tidak terbuka lapangan pekerjaan. Bayangkan tadi disampaikan oleh Menteri Investasi akan membuka lapangan pekerjaan 11.000 sampai 12.000 di sini," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Lapangan Kerja

Pekerja menggunakan alat berat untuk memuat batu bara ke truk di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Dia berharap semakin banyak investasi yang bisa dibuka di Indonesia. Sehingga semakin banyak lapangan kerja yang tercipta secara langsung berdampak pada masyarakat.

"Kalau ada 5 Investasi seperti yang ada dihadapan kita ini, 70.000 lapangan pekerjaan akan tercipta. Itu yang langsung, yang tidak langsung biasanya dua sampai tiga kali lipat. Inilah Kenapa saya ikuti terus, saya kejar terus," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya