Liputan6.com, Jakarta Letnan Kolonel Marinir Edy Effendi adalah salah satu anggota Korps Marinir TNI AL yang sedang menarik perhatian karena aksinya kerap memotivasi dan menginspirasi banyak orang. Itulah mengapa akun Instagramnya saat ini memiliki followers lebih dari 207 ribu, jumlah yang terbilang tinggi untuk ukuran seorang Perwira Menengah (Pamen) TNI.
Sebagai Pamen yg bertugas di Satuan Penyelam Satlambair Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut, di media sosialnya Edy banyak membagikan motivasi serta foto kegiatan sosial. Secercah harapan penuh semangat diungkap Edy melalui postingan-postingannya tersebut.
Advertisement
"Saya ingin menarik minat pemuda pemudi Indonesia untuk bergabung masuk TNI dengan memotivasi diri sekaligus memotivasi rekan followers sosial media. Motivasi ibarat percikan bensin yang mampu mengobarkan kembali api semangat yang mulai redup," cerita Edy.
"Kegiatan sosial seperti membagikan Alquran, sembako, penyuluhan hukum dan wawasan kebangsaan, edukasi masyarakat pesisir serta juga ingin mengajak rekan sosmed agar terpanggil untuk melakukan kegiatan serupa," tambahnya.
Hal lain yang menarik dari Edy adalah keasyikannya menjalankan kegiatan spearfishing, hobi yang sangat digandrunginya. Spearfishing sendiri saat ini sering disebut sebagai olahraga masa depan dalam hal berburu ikan. Ternyata spearfishing menjadi hobi Edy, jauh sebelum ia bergabung menjadi Prajurit TNI AL.
"Olahraga menyelam sambil memanah ikan atau spearfishing sudah saya tekuni sejak tahun 1987, saat masih duduk dibangku SMP di mana saat itu saya bekerja sebagai tour guide selam di kota kelahiran saya, Padang, Sumatera Barat," jelasnya.
Sebagai Prajurit TNI AL, Edy bisa semakin intens menggeluti olahraga favoritnya itu. Olahraga menyelam dan spearfishing menurut Edy bisa meningkatkan profesionalisme dan juga tugas pokoknya sebagai Prajurit TNI AL, sekaligus ajang rekreasinya dengan menyelam dan memanah ikan di dalam laut dengan speargun.
Ikan-ikan di hampir semua spot di Pulau Jawa dan Sumatera pernah ia taklukkan dengan speargunnya. Ikan yang didapat pun beragam. Dari kakap putih, kakap merah, kerapu, GT, tenggiri, chobia, sampai lobster.
Dari puluhan spot spearfishing yang ada, Edy menyebut Wreck Diving, alias penyelaman pada bangkai kapal yang sudah lama karam sebagai spot favoritnya.
"Karena di sini saya bisa sering menemukan ikan buruan berukuran besar, serta lebih ramah lingkungan karena memanah di sini (wreck diving) tidak merusak terumbu karang," katanya.
Spearfishing Sembari Observasi
Dengan logged dives 3.860 jam yang sangat tinggi dalam olahraga ini, Edy termasuk senior di beberapa komunitas spearfishing yang ada di Jakarta dan Sumatera. Spearfishing kini menjadi olahraga baru yang sedang booming berkembang di Indonesia dengan kemunculan beberapa toko yang menjual kebutuhan dan perlengkapannya.
Salah satu kelebihan Spearfishing adalah karena bisa selektif memilih sasaran buruan ikannya. Tidak ada lagi istilah salah menangkap ikan, menangkap ikan yang masih kecil atau dilindungi. Dengan demikian, spearfsihing merupakan hobi yang ramah lingkungan seperti halnya teknik menangkap ikan dengan memancing.
"Spearfishing juga harus mematuhi konsekuensi seperti tidak boleh memanah ikan di daerah konservasi atau terumbu karang," kata Edy yang resmi bergabung dengan TNI AL sejak tahun 2000.
Apalagi Edy menjalankan Spearfishing sembari observasi memonitor spot yang ia selami. Di situ ia memantau kondisi perkembangan terumbu karang dan tanaman mangrove. Jadi sembari menikmati hobi, Edy juga bisa meningkatkan skillnya sebagai Penyelam TNI AL, sekaligus berperanserta menjaga kondisi laut kita.
Advertisement