Investasi di Indonesia Masih Banjir Peminat, Ini Buktinya

Kementerian Investasi memastikan bahwa investasi di Tanah Air tetap menarik di tengah kondisi pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2022, 13:30 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Investasi memastikan bahwa investasi di Tanah Air tetap menarik di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hal ini tercermin di 2020, realisasi investasi telah melampaui target. Bukan cuma itu, pemerintah bahkan berhasil menyeimbangkan komposisi investasi di Indonesia.

"Perkembangn realisasi investasi mencapai Rp826,3 triliun di 2020. Ini mencapai 101,1 persen dari target Rp817,2 triliun," ujar Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno, di Jakarta, Rabu (24/1).

Dari realisasi itu, yang menarik adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan keseimbangan dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasarkan data BKPM, PMDN mencapai 50,1 persen atau Rp413,5 triliun, sedangkan PMA 49,9 persen atau Rp412,8 triliun.

Di samping itu investasi di luar pulau Jawa telah melebihi investasi di pulau Jawa yaitu 50,5 persen. Sedangkan investasi di pulau Jawa porsinya 49,5 persen.

"Ini justru hal yang luar biasa karena selama atau sebelum ada Kementerian Investasi umumnya PMA lebih tinggi dari PMDN, sedangkan investasi juga kebanyakan di Jawa," imbuhnya.

Tak beda jauh, pada tahun 2021 realisasi investasi dari Januari hingga September 2021 sudah mencapai 73,3 persen atau Rp659,4 triliun dari target Rp 900 triliun, dan ini lagi-lagi menunjukkan perkembangan yang menarik dimana PMA dan PMDN-nya tetap seimbang.

"Realisasi antara Jawa dan luar Jawa masih menunjukkan hal positif Di mana di luar Jawa 51,7 persen dan Jawa 48,3 persen. Artinya ini sesuatu yang sangat baik supaya realisasi investasi ini seimbang bukan hanya di Jawa," katanya.

Menurut Riyatno, keberhasilan ini tak lepas dari lima langkah BKPM dalam memfasilitasi investor. Pertama, melakukan promosi untuk meyakinkan investor bahwa RI ramah investasi.

Langkah kedua, membantu layanan perizinan. Ketiga, membantu financial closing. Keempat, membantu sampai tahap produksi. dan terakhir, membantu layanan end to end kepada investor sampai investasi terealisasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sektor Investasi di Pasar Modal

Ilustrasi Fungsi Pasar Modal (sumber: pixabay)

SEVP Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI), Saptono Adi Junarso mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini telah mendorong masyarakat mengalokasikan pengeluarannya untuk investasi. Hal ini berdampak positif pada jumlah dan komposisi transaksi investor di pasar modal.

"Dampak positifnya di tahun 2021 komposisi transaksi investor khususnya investor ritel meningkat dari 36% menjadi 56,2 persen. Dan yang patut kita syukuri adalah jumlah investor yaitu mencapai 7.152.318 investor di tahun 2021. Kalau dibandingkan tahun lalu kenaikannya mencapai 84,3 persen," jelasnya.

Kemudian yang paling menarik adalah kini investor di pasar modal lebih dari 50 persennya merupakan generasi milenial. "Saat ini investor sudah dapat mengantisipasi adanya PPKM sehingga tidak mempengaruhi pola transaksi di pasar. Kenormalan baru, infrastrukturnya dimana transaksi online mulai terbuka jadi lebih memudahkan mereka," kata Saptono.

Per Desember 2021, BEI mencatat ada 766 perusahaan tercatat saham dan 123 perusahaan tercatat obligasi dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp8.255,6 triliun. Sementara IHSG pada penutupan tahun 2021 mencapai 6,581.5 dengan rata-rata perdagangan saham harian Rp13,4 triliun.

"Ini sudah lebih tinggi dibandingkan pada saat sebelum pandemi jadi bisa dibilang kita sudah menunjukkan recovery," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya