Dokter Paru Sebut Anak yang Dirawat karena Omicron Lebih Banyak dari Varian Sebelumnya

Data di luar negeri menunjukkan jumlah anak yang masuk rumah sakit karena varian Omicron jumlahnya lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Jan 2022, 17:08 WIB
Ilustrasi anak sakit COVID-19 /dok. Unsplash Vitolda

Liputan6.com, Jakarta - Omicron sasar semua usia. Bahkan data di luar negeri menunjukkan jumlah anak yang masuk rumah sakit karena varian Omicron jumlahnya lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya.

“Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi COVID-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR dalam siaran pers yang diterima Heallth-Liputan6.com.

Belum lagi anak rentan alami komplikasi berat bila terpapar COVID-19.

“Anak potensial mengalami komplikasi berat yaitu multisystem inflammatory syndrome in children associated with COVID-19 (MIS-C) dan komplikasi long COVID-19 lainnya sebagaimana dewasa yang akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lainnya,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI) - DR. Dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FACC,FESC, FSCAI.

Di Amerika Serikat Omicron memang menyebabkan angka hospitalisasi COVID-19 pada anak meningkat. Hal ini tentu mengkhawatirkan mengingat di sana ada kelompok anak di bawah lima tahun yang belum bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19.

Pada anak yang masuk rumah sakit, gejala Omicron yang dikeluhkan sebagian besar adalah kesulitan bernapas, demam tinggi dan dehidrasi.

"Mereka butuh bantuan untuk bernapas, butuh bantuan untuk mendapatkan oksigen, serta cairan ekstra. Mereka sakit sampai butuh perawatan di rumah sakit. Tentu ini adalah hal yang menakutkan bukan cuma untuk dokter tapi juga orangtua," seperti disampaikan dokter anak infeksi dari New York University's Langone Health, Rebecca Madan mengutip Aljazeera.

 


Omicron Meningkat, Evaluasi PTM 100 Persen

Berdasarkan sejumlah pertimbangan-pertimbangan diatas, maka lima Organisasi Profesi (5 OP) yakni IDAI, PDPI, PERKI, PERDATIN, PDPI mengajukan usul agar pemerintah mengevaluasi kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen terutama bagi anak di bawah 11 tahun.

Berikut rinciannya:

• Anak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga

• Anak-anak yang memiliki komorbid dihimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani

• Anak-anak yang sudah melengkapi imunisasi COVID-19 dan cakap dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat mengikuti PTM

• Mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah seyogianya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan publik


Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak.

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya