Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan dan TNI AU pada 21 Januari 2022 menginformasikan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma (HLP), Jakarta, ditutup sementara mulai 26 Januari 2022 dalam rangka revitalisasi sesuai Perpres Nomor 9 Tahun 2022. Penutupan akan berlangsung sekitar 3,5 bulan.
Untuk itu, PT Angkasa Pura (AP) II selaku pengelola Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu, 22 Januari 2022, mulai menjalankan skenario perpindahan operasional penerbangan ke lima bandara lain. Kelimanya adalah Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Kertajati (Majalengka), Bandara Pondok Cabe (Jakarta), dan Bandara Budiarto (Tangerang).
Baca Juga
Advertisement
Sementara, Lion Air Group melalui Batik Air dan Wings Air menyampaikan bahwa mereka akan menyesuaikan layanan penerbangan dengan menghentikan sementara operasional dari Bandara Halim Perdanakusuma. Revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma dilakukan dalam rangka memperbaiki fasilitas sisi darat maupun udara guna meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
Batik Air dan Wings Air berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, TNI AU, serta para pihak terkait lain dalam upaya mengantisipasi dampak penutupan sementara bandara di Jakarta Timur tersebut. Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, baru-baru ini, solusi yang akan diberikan pada calon penumpang antara lain:
1. Penerbangan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
2. Pengembalian dana tiket (refund) bagi layanan penerbangan yang mengalami penyesuaian (pengalihan ke bandara lain) dioperasikan untuk terbang langsung dan saling terhubung.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
17 Rute Batik Air
Untuk Batik Air, semua rute penerbangan akan dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan tujuan:
1. Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan di Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO)
2. Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang, Sumatera Barat (PDG)
3. Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau (PKU)
4. Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (BTH)
5. Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang, Sumatera Selatan (PLM)
6. Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (BKS)
7. Bandar Udara Radin Inten II, Tanjung Karang, Lampung (TKG)
8. Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah (SRG)
9. Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jawa Tengah (SOC)
10. Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulonprogo (YIA)
11. Bandar Udara Abdrurachman Saleh, Malang, Jawa Timur (MLG)
12. Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur (SUB)
13. Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali (DPS)
14. Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur (BPN)
15. Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur (AAP)
16. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Sulawesi Selatan (UPG)
17. Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku (AMQ).
Untuk penerbangan Wings Air, menurut Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, sedang dikoordinasikan dengan berbagai pihak dalam mempersiapkan bandar udara alternatif, yang akan disesuaikan kebutuhan pasar. Jaringan yang pernah dioperasikan dari Bandara Halim Perdanakusuma, yakni tujuan:
1. Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat (BDO)
2. Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Jawa Barat (TSY).
Advertisement
Dibentuk oleh Tim AP II
Menurut President Director of AP II Muhammad Awaluddin, skenario perpindahan operasional penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma dirumuskan tim Operation Readiness and Airport Transfer (ORAT) yang dibentuk tim AP II.
Tim ORAT bersama stakeholder antara lain Kementerian Perhubungan, Kantor Otoritas Bandara Wilayah I, AirNav Indonesia, maskapai, dan ground handling telah menyusun skenario perpindahan sejak dua bulan lalu. "Pada hari ini juga telah dilakukan rapat koordinasi bersama seluruh stakeholder guna memuluskan skenario perpindahan operasional yang sudah disetujui seluruh pihak,” terang Muhammad Awaluddin, dilansir dari laman resmi Angkasa Pura II, Senin (24/1/2022).
"Total terdapat 21 operator penerbangan, terdiri dari dua maskapai niaga berjadwal, 17 maskapai niaga tidak berjadwal, dan dua maskapai kargo, dengan total jumlah armada 67 unit pesawat. Lalu, ditambah 12 unit pesawat militer yang akan berpindah operasional dari Bandara Halim Perdanakusuma ke bandara penerima," sambung Awaluddin.
Adapun pekerjaan yang akan dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma, yakni pembangunan di sisi udara maupun sisi darat, meliputi: penyehatan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway), peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat udara Naratetama dan Naratama, renovasi gedung Naratetama dan Naratama, renovasi bangunan operasi, perbaikan sistem drainase di dalam bandar udara, serta penataan fasilitas lainnya.
Selama revitalisasi berjalan, operasional bandara dihentikan sementara dan tidak ada penerbangan dari dan ke Halim.
Prosedur dan Tahapan Kedatangan Wisman di Bandara Bali
Advertisement