Liputan6.com, Tel Aviv - Kabinet Israel pada hari Minggu (23/01) menyetujui pembentukan komisi penyelidikan negara untuk menyelidiki tuduhan korupsi yang melibatkan pembelian kapal selam dan kapal perang lainnya dari Jerman.
Israel membayar sekitar US$ 2 miliar (Rp28 triliun) untuk membeli kapal selam untuk angkatan laut Israel antara tahun 2009 dan 2016 dari perusahaan baja raksasa Jerman Thyssenkrupp, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Selasa (25/1/2022).
Dilaporkan orang kepercayaan Benjamin Netanyahu terlibat dalam skandal korupsi pembelian kapal selam ini, yang juga dikenal sebagai Kasus 3.000 di Israel. Mantan perdana menteri Israel tersebut telah diinterogasi oleh pihak kepolisian tentang kesepakatan itu sebelumnya tetapi statusnya tidak disebutkan sebagai tersangka.
Baca Juga
Advertisement
Netanyahu, yang sekarang menjadi pemimpin oposisi, dituduh mendorong kesepakatan yang bertentangan dengan keinginan militer dan kementerian pertahanan. Saat ini, Netanyahu sendiri tengah diadili dalam tiga kasus korupsi lainnya.
Apa kata pejabat Israel?
Mantan perdana menteri Israel Ehud Barak menyebutnya sebagai "skandal korupsi paling serius dalam sejarah Israel."
Senada dengan Barak, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid meminta penyelidikan penuh atas skandal ini. "Diperlukan seluruh upaya untuk untuk menyingkap kebenaran," ujar Lapid lewat Twitternya.
Sementara Menteri Pertahanan Benny Gantz yang mendorong penyelidikan tersebut, mengatakan bahwa hal itu mengisyaratkan "bahwa Anda tidak bisa bermain-main dengan pertahanan Israel."
Penyelidikan memiliki kekuatan yang luas
Komisi negara akan memeriksa proses pengadaan kapal selam tersebut tetapi tidak menyelidiki terdakwa yang sedang diadili.
Selain itu, keadaan di mana Israel menyetujui penjualan kapal selam Jerman ke Mesir akan diselidiki.
Komisi penyelidikan negara memiliki kekuasaan yang luas untuk memanggil saksi, mendorong kesaksian, dan membuat rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut terhadap individu dan badan-badan sektor publik.
Penyelidikan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel mengumumkan kesepakatan baru senilai US$3,4 miliar (Rp47,6 triliun) untuk membeli tiga unit kapal selam dari Thyssenkrupp. Kapal selam pertama yang dinamakan Dakar akan dikirim ke Israel dalam kurun waktu sembilan tahun.
"Saya yakin bahwa kapal selam baru akan meningkatkan kemampuan Angkatan Laut Israel dan akan berkontribusi untuk keamanan superioritas di wilayah Israel."
Kesepakatan ini sempat tertahan selama bertahun-tahun karena tuduhan korupsi seputar kesepakatan sebelumnya.
Advertisement