Liputan6.com, Jakarta ASI memiliki segudang kandungan untuk mendukung tumbuh kembang sang buah hati. ASI terbukti bisa meningkatkan antibodi, hormon, anti-virus, anti-alergi, anti-parasite, enzim, lemak, vitamin, mineral, karbohidrat, protein, DHA/ARA, air, dan lain-lain yang baik untuk bayi.
Dikutip WebMD, bayi yang disusui memiliki sedikit risiko infeksi pernapasan, seperti pilek dan flu, dan memiliki risiko kematian lebih rendah akibat penyakit menular daripada bayi lain yang tidak mendapat ASI, menurut penelitian.
Advertisement
Roxana Mehran, MD, ahli jantung di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, pengurangan risiko 11% untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dan 14% untuk penyakit jantung adalah angka yang mengesankan.
Wanita yang menyusui anaknya juga telah terbukti lebih kecil kemungkinannya untuk terkena diabetes tipe 2 , kanker ovarium, atau kanker payudara. Untuk studi baru ini, para peneliti menganalisis hasil dari delapan studi pada ibu di Australia, Cina, Jepang, Norwegia, Amerika Serikat, dan Eropa.
Sejatinya, ASI diberikan kepada bayi sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Penjelasan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Masalahnya, tidak semua ibu beruntung memiliki produktivitas ASI. Jika sudah demikian, biasanya ibu akan beralih ke susu formula untuk menyeimbangkan kebutuhan si buah hati.
Meski disebut sebagai susu pengganti ASI yang diformulasikan khusus untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, namun susu formula memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan ASI.
Berdasarkan laporan Risk of Formula Feeding yang diterbitkan oleh organisasi Instant Feeding Action Coalition (INFACT) Kanada pada 2006, ada tujuh kerugian yang didapat bayi ketika tak menerima ASI eksklusif. Di antaranya ialah lebih rentan terkena asma, alergi, hingga mengurangi perkembangan kognitif bayi.
Simak Video Berikut Ini:
Manfaat Fenugreek
Sebenarnya, secara umum ASI booster dibagi berdasarkan dua kategori di antaranya ialah obat-obatan dan herbal. ASI booster jenis obat semestinya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter. Sementara untuk ASI booster jenis herbal, bisa dikonsumsi dan mudah ditawarkan di pasaran.
Bagi banyak ahli, ASI booster yang efektif ialah yang memiliki indikasi, efikasi, keamanan, dan kontradiksi yang sesuai. Di samping itu, psikologi ibu pun memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi ASI. Salah satu kandungan yang teruji dapat meningkatkan produksi ASI adalah ekstrak fenugreek, atau lebih dikenal sebagai kelabat di Indonesia. Kelabat memiliki zat phytoestrogen: sebuah zat yang serupa dengan hormon estrogen pada tubuh wanita.
“CALSI adalah ASI booster yang berguna untuk menambah jumlah ASI pada ibu menyusui dan membuat ASI lebih kental dan pekat. CALSI juga tidak menimbulkan efek samping dan ketergantungan karena terbuat dari bahan-bahan alami,” kata Owner CALSI Oky Setiawan, dalam siaran pers yang diterima, Senin (24/1/2022).
Oky menuturkan, manfaat lain fenugreek adalah menstabilkan gula darah, menjaga kesehatan jantung, mencegah terjadinya infeksi, dan membantu menjaga berat badan.
Selain punya berbagai manfaat di atas, Oky juga mengklaim jika produknya dapat menenangkan (anti depresi) dan menurunkan kolesterol (tidak membuat gemuk).
Advertisement