Roti Bokong di Purbalingga, Kuliner Perlawanan yang Bikin Ketagihan

Roti bokong merupakan makanan khas Purbalingga Jawa Tengah yang memiliki nama cukup unik.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi bahan roti bokong purbalingga jawa tengah Credit: pexels.com/Hugo

Liputan6.com, Semarang- Roti bokong merupakan makanan khas Purbalingga Jawa Tengah yang memiliki nama cukup unik. Roti bokong memiliki rasa yang legit dan dibuat dari adonan tepung beras, kacang hijau dan gula Jawa.

Secara harfiah bokong dalam bahasa Indonesia artinya pantat. Nama itu bertahun-tahun dikenal dari mulut ke mulut dan akhirnya menjadi populer. Dikutip dari berbagai sumber, barangkali penamaan unik berasal dari bentuknya yang mirip pantat.

Sejarah munculnya penamaan roti bokong itu berasal dari struktur masyarakat kelas bawah. Biasanya masyarakat Jawa kelas atas atau disebut begawan dalam memberikan nama makanan biasanya mengandung pesan moral.

Penamaan makanan yang aneh dan jorok juga dapat berasal dari naluri melawan. Artinya, roti bokong adalah roti perlawanan atau roti pemberontakan. Pada zaman dahulu, banyak sekali ketimpangan secara ekonomi di kalangan masyarakat. Seperti bangsawan dan masyarakat biasa atau tuan tanah dengan buruh tani.

Sekilas terdengar jorok atau tak sopan, namun jika sudah menggingit roti bokong bisa dipastikan wisatawan akan ketagihan. Roti bokong mirip nopia tapi jika nopia bentuknya bulat roti, dan roti bokong bentuknya menyerupai pantat.

Teksturnya yang kelihatan kering dari luar cukup menipu, sebab ketika digigit akan terasa kenyal. Perpaduan kacang hijau dan gula jawa yang menjadi bahan isian roti seolah lumer di mulut.

Wisatawan dapat dengan mudah mendapatkan roti bokong di toko-toko roti dan pusat oleh-oleh dengan kisaran harga mulai dari Rp 20.000 per bungkus di Purbalingga Jawa Tengah.

(Tifani)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya