Ini 5 Fakta yang Jarang Diketahui tentang Imlek

Tahun Baru Imlek memang selalu tampak meriah.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2022, 20:00 WIB
Warga keturunan Tionghoa memasang lampion di Vihara Sian Jin Ku Poh, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Jelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa mulai mempersolek vihara dan klenteng seperti memasang lampion dan membersihkan patung dewa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Semarang Tahun Baru Imlek memang selalu tampak meriah ya. Warna merah dan emas selalu mendominasi berbagai tempat.

Namun, di balik kemeriahannya tersimpan juga beberapa fakta menarik Tahun Baru Imlek yang jarang diketahui banyak orang. Di China, perayaan ini disebut dengan Chunjie atau Festival Musim Semi.

Meskipun masih dalam musim dingin, tetapi tahun baru menjadi pertanda bahwa musim dingin akan segera berakhir, dan mulai menyambut musim semi. Di saat ini semua orang mengharapkan awal yang baru serta kembali bertani dan memanen.

Tahun Baru Imlek ini juga dirayakan di negara tetangga, seperti Vietnam, Korea Selatan, dan Korea Utara. Bagi yang bukan orang China, Tahun Baru Imlek hanya sebuah perayaan. Sebenarnya, banyak fakta menarik yang harus diketahui seputar Imlek.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang Tahun Baru Imlek yang dirangkum Liputan6.com dari Chinesenewyears.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


Hari Berdoa kepada Dewa dan Melawan Monster

Warga keturunan Tionghoa memasang lampion di Vihara Sian Jin Ku Poh, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Jelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa mulai mempersolek vihara dan klenteng seperti memasang lampion dan membersihkan patung dewa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tahun Baru Imlek awalnya adalah hari upacara untuk berdoa kepada dewa dan berharap membawa musim panen yang makmur. Sebagai salah satu masyarakat agraria, orang China menganggap panen sebagai hal penting. Di samping itu, mereka juga berdoa atas nikmat yang telah diberikan.

Selain itu, Imlek juga dianggap sebagai hari untuk melawan monster. Menurut salah satu legenda, ada monster bernama Nian setiap malam tahun baru. Saat itu, banyak orang yang bersembunyi di rumah.

Tetapi, ada seorang anak laki-laki yang berani melawan monster itu dengan petasan. Esok harinya, semua orang merayakannya dengan menyalakan lebih banyak petasan. Kemudian, tradisi itu menjadi bagian penting dari Tahun Baru Imlek.


Tahun Baru Imlek Berarti Munculnya Anggur Khusus

Warga keturunan Tionghoa membersihkan patung Buddha di Wihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Kegiatan gotong royong membersihkan patung Buddha ini merupakan tradisi dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Orang China sangat suka minum anggur. Anggur seolah menjadi sebuah kewajiban yang harus disediakan dalam setiap acara. Dalam upacara, festival, maupun makan malam seseorang harus meminum anggur.

Oleh karena itu, pada Tahun Baru Imlek, tersedia berbagai permainan untuk minum anggur. Tetapi, jika sedang makan bersama orang yang lebih tua, seseorang harus mengikuti aturan tata krama yang berlaku. Seperti cara bersulang, memegang gelas anggur, bahkan tempat duduk.


Migrasi Besar-besaran

Warga keturunan Tionghoa membersihkan patung Buddha di Wihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Kegiatan gotong royong membersihkan patung Buddha ini merupakan tradisi dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tahun Baru Imlek menyebabkan migrasi terbesar di dunia, karena bagian terpenting dari perayaan ini yaitu berkumpul bersama keluarga besar. Setiap orang harus pulang ke rumah untuk makan malam tahun baru bersama keluarga.

Di masa modern sekarang, anak-anak yang bekerja di kota akan pulang ke pedesaan bertemu orang tuanya. Tradisi pulang kampung ini disebut Chunyun atau migrasi musim semi. Mereka biasanya sudah mempersiapkan tiket transportasi sejak dua bulan sebelumnya. Hal itu untuk menghindari kehabisan tiket.


Sewa Pacar Palsu

Warga keturunan Tionghoa membersihkan Patung Buddha Tidur di Wihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Kegiatan gotong royong membersihkan Patung Buddha Tidur ini merupakan tradisi dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam budaya Tionghoa, memiliki anak dan mewariskan nama keluarga adalah bagian terpenting yang harus dilakukan. Sehingga mereka yang belum memiliki pasangan selalu didorong untuk segera menikah.

Di China, saat Tahun Baru Imlek, orang-orang yang masih lajang akan menyewa pasangan untuk dibawa pulang saat bertemu keluarga.  Cara itu dilakukan guna menghindari pertanyaan keluarga tentang pasangan yang selalu membuat jengkel.


Diakhiri dengan Festival Lampion

Warga keturunan Tionghoa membawa lampion di Vihara Sian Jin Ku Poh, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Jelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa mulai mempersolek vihara dan klenteng seperti memasang lampion dan membersihkan patung dewa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tahun Baru Imlek diakhiri dengan Festival Lampion. Alasannya karena bulan purnama pertama di tahun Lunar adalah Festival Lampion atau Festival Yuanxiao. Festival Lampion merupakan pesta untuk kebebasan.

Pada zaman kuno, anak perempuan tidak diizinkan keluar sendirian. Tetapi pada malam Festival Lampion, mereka bebas ke luar rumah untuk jalan-jalan, melihat lampion, maupun melihat bulan. Di China, festival ini juga dikenal sebagai Hari Valentine.

Penulis Mega Dwi Anggraeni

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya