IPCC Bidik Pendapatan dan Laba Tumbuh hingga 15 Persen pada 2022

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melihat peluang di tengah meningkatnya konsumsi dan permintaan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2022, 21:30 WIB
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membidik pertumbuhan pendapatan dan laba minimal 12-15 persen pada 2022. Hal itu akan ditopang dari pemulihan industri di Indonesia.

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk melihat peluang di tengah meningkatnya konsumsi dan permintaan masyarakat. Seiring meningkatnya ekonomi, masyarakat akan meningkatkan permintaan terhadap properti dan otomotif.

Multiflyer effect dari peningkatan itu juga berdampak pada peningkatan kebutuhan akan bahan bakar dan sejumlah mineral logam sehingga berdampak positif pada industri pertambangan.

Dengan demikian, dampak positif tersebut juga dapat berimbas positif pada peningkatan layanan bongkar muat yang ada di terminal IPCC.

Perseroan juga memiliki sejumlah fasilitas untuk melayani pabrikan otomotif dengan optimal, mulai dari pemenuhan fasilitas dedicated area, aktivitas kendaraan yang dibawa masuk ke lapangan penumpukan lalu dilakukan inspeksi, pengecekan dan lainnya hingga dilakukan aktivitas pengapalan dan sebaliknya.

Perseroan memiliki sejumlah fasilitas antara lain lapangan penumpukan dengan luas kurang lebih 60 hektar, fasilitas gate, fasilitas pergudangan untuk inspeksi dan sejumlah dermaga untuk sandar kapal RoRo pengangkut kargo kendaraan.

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Rio T.N Lasse menuturkan, fasilitas infrastruktur dan suprastruktur yang mumpuni itu, perseroan siap menangkap peluang untuk meningkatkan kinerja pada 2022.

"Terutama dengan meningkatnya industri manufaktur, industri otomotif, hingga industri komoditas (pertambangan dan perkebunan) yang dapat berimbas pada peningkatan layanan bongkar muat kendaraan di terminal IPCC," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengembangan IPCC

Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sejumlah pengembangan sedang dilakukan oleh IPCC antara lain perluasan lahan di area eks-DKP di Tanjung Priok berbatasan dengan lahan penumpukan seluas 1,89 ha.

Kemudian kerja sama pengoperasian pelabuhan lain yang masih dalam grup Pelindo di luar terminal yang telah dioperasikan IPCC (terminal Tanjung Priok, Terminal Panjang, Lampung, Terminal Dwikora, Pontianak, dan MKO MTKI Gresik) antara lain Terminal Belawan, Medan yang mulai d kerja sama-operasionalkan pada awal Januari 2022.

"Berikutnya penjajakan dengan terminal di Surabaya, Makassar,Balikpapan, dan lainnya yang dapat dijadikan hub terminal kendaraan," kata dia.

Selain itu, pendekatan dengan sejumlah automaker untuk tidak hanya terlayani dari sisi layanan penumpukan tetapi juga dapat dilayani layanan bongkar muat oleh IPCC.Kemudian pengembangan digitalisasi IT sehingga terkoneksi sistem antara IPCC melalui autogate system hingga billing system dan payment gateway, sistem para pabrikan otomotif, hingga sistem di kepabeanan untuk keperluan administrasi pelaporan.

"Untuk pengembangan lainnya dapat berupa layanan beyond terminal atau beyond the gate yang merupakan rencana bisnis IPCC sebagai bagian dari value added services dimana IPCC dapat memberikan layanan tambahan di luar Terminal IPCC atau remote area," tutur Rio.

Ia menambahkan, termasuk juga layanan distribusi kendaraan antar wilayah maupun antar pulau dengan kerjasama dengan sejumlah Pelabuhan (connectivity in distribution).

Layanan kendaraan tersebut dapat berupa layanan kendaraan baru maupun kendaraan bekas yang memiliki potential market cukup besar di Indonesia.

Untuk itu, IPCC memelihara dan meningkatkan kapasitas, fasilitas, dan peralatan terminal berbasiskan planning and control serta peningkatan pelayanan terminal melalui perbaikan fasilitas dermaga dan lapangan.

"Hal ini termasuk pemeliharaan sistem dan jaringan untuk membantu operasional hingga keuangan. Semuanya masuk dalam pipeline, integrasi; ekspansi, digitalisasi; dan koordinasi," kata dia.


Kinerja Keuangan

Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait kinerja keuangan, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan 10 persen-12 persen pada 2021 dibandingkan 2020. Jumlah itu setara Rp 392,18 miliar-Rp 399,32 miliar.

Hingga akhir September 2021, pendapatan perseroan mencapai Rp 347,77 miliar. Perseroan mencatat untung Rp 16,60 miliar dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 32,73 miliar.

Pada 2022, perseroan berharap pertumbuhan pendapatan dan laba seiring pemulihan industri, daya beli masyarakat dan kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik diikuti berkurangnya imbas penyebaran COVID-19. Hal itu diharapkan dapat berimbas positif ke industri otomotif dan rantai pasoknya.

"Diharapkan bisa bertumbuh pada kisaran minimal 12 persen-15 persen YoY baik pendapatan dan laba. Diharapkan dapat melampaui target itu," kata dia.

 

Reporter: Ayesha Puri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya