Liputan6.com, Jakarta Kasus positif covid-19 varian omicron yang muncul di Jawa Timur belum lama ini menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan setempat.
Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan terjadinya lonjakan covid-19 varian omicron.
Terutama, kata dia, omicron yang datang melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri. Khofifah mengaku, strategi tersebut akan diterapkan sedemikian rupa tanpa membuat masyarakat panik.
Baca Juga
Advertisement
"Kami terus mengonsolidasikan kembali seluruh energi positif yang dimiliki Jatim bahwa ada kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang harus dilakukan tanpa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai memimpin Rapat Koordinasi Forkopimda se-Jatim di Surabaya, dikutip Antara, Senin (24/1/2022).
Sebelumnya, sebanyak 129 orang pekerja migran Indonesia dari Malaysia sudah tiba di Bandara Internasional Juanda. Kedepan, dijadwalkan, gelombang kedatangan PMI ke Bandara Juanda akan kembali terjadi pada tanggal 26 Januari 2022 mendatang.
Diketahui, jumlah kedatangan pekerja migran di Bandara Surabaya sebanyak 164 orang. Khofifah memastikan sudah menyiapkan skema penanganan covid-19 varian omicron dan layanan terbaik.
"Forkopimda Jatim telah melakukan simulasi kedatangan pekerja migran sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina secara matang," ujar Khofifah Indar Parawansa.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penanganan
Menurut Khofifah, varian baru Omicron harus ditangani secara komprehensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan. Dia mengatakan, saat ini terdapat kenaikan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi di Jawa Timur.
"Oleh karena itu, sinergi antara penerapan protokol kesehatan dan penegakan sosial ekonomi harus berjalan seimbang. Koordinasi pembelajaran tatap muka yang sudah berjalan dengan Tim COVID-19 mengawasi secara ketat di daerah masing-masing," ujar dia.
Dalam upaya penanganan omicron di Jawa Timur, pihaknya menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur mencapai 30 hingga 40 persen dari total kapasitas rumah sakit. Kemudian penataan sistem rujukan dan optimalisasi pemantauan isolasi mandiri dengan pemanfaatan telemedicine.
Selain itu, pemenuhan sumber daya manusia dan logistik, baik alat pelindung diri, oksigen hingga alat kesehatan dan pencatatan pelaporan data terus disiapkan.
Advertisement