Liputan6.com, Surabaya - Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windu Purnomo menyatakan, terdapat dua perisai yang bisa mengantisipasi dari bahaya virus Covid-19 varian Omicron. Pertama adalah disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) dan kedua yaitu vaksinasi.
"Jadi dua perisai yang harus kita punyai. Disiplin prokes menjadi perisai pertama dan vaksin menjadi perisai kedua dari bahaya Omicorn," ujarnya, Senin (24/1/2022).
Advertisement
Windhu memprediksi terdapat 225.8 kasus yang akan terjadi pada puncak kecil dari kasus Omicron. Jumlah tersebut sebanding 1/5 dari puncak gelombang ke dua Jatim di bulan Januari pada 2021 yang mencapai (1.198 kasus)
Windhu mengaku situasi di Jatim saat ini patut disyukuri. Jatim terbaik dan berada pada level situasi 1 dari 8 indikator dari Kemenkes.
"Begitu juga dengan situasi epidemologi kondisi penularan di komunitasnya hingga capaian vaksinasi tertinggi secara nasional utamanya dosis pertama," ujarnya.
Pamor Keris
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menegaskan, pihaknya beserta jajaran terus koordinasi dan penguatan operasi yustisi kesehatan di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh satgas yustisi Pamor Keris (Patroli Motor Penegakan Protokol Kesehatan di Masyarakat).
Dalam waktu dekat jajaran polda dan polres menghidupkan kembali dan mempersiapkan tempat isoter dengan optimalisasi PPKM mikro di setiap posko kelurahan/desa.
"Mari Babinkamtibmas dan Babinsa ayo kita hidupkan lagi tempat isoter dengan mengoptimalkan PPKM Mikro disetiap posko kelurahan/desa yang saat ini memiliki 8.496 posko dengan 7.856 Bhabinkamtibmas," ungkapnya.
Advertisement