Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan sejumlah strategi untuk membendung gelombang Omicron, menyusul kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI) melalui Bandara Internasional Juanda.
Khofifah menjelaskan, Omicron harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan. Terlebih, bedasarkan prediksi dari Menko Marves dan Menkes kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai Februari sampai Maret atau 65 hari.
Advertisement
"Saat ini, terdapat kenaikan aktifitas masyarakat yang cukup tinggi. Oleh karena itu, sinergi antara penerapan protokol kesehatan dengan penegakan sosial ekomomi harus berjalan seimbang," ujarnya Senin (24/1/2022).
Khofifah menegaskan, bahwa sinergi juga terus dilakukan dengan mengkoordinasikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan dengan tim covid yang mengawasi secara ketat di daerah.
"Konsolidasi bersama ini menjadi penting sekaligus kewaspadaan terhadap potensi dari munculnya kasus baru," tandasnya.
Siapkan Fasilitas Kesehatan
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan.
Selain itu, pemenuhan SDM dan Logistik baik APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.
Advertisement