Liputan6.com, Jakarta Pakar Epidemolog Surabaya Windhu Purnomo Sela memprediksi akan terjadi peningkatan kasus seiring dengan bertambahnya kasus positif covid-19 di Jawa Timur.
Diketahui, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah menyusun langkah dan upaya membendung munculnya covid-19 varian omicron. Dia memprediksi, terdapat 225,8 kasus yang akan terjadi pada puncak kecil dari kasus Omicron Jawa Timur.
Jumlah tersebut sebanding dengan 1/5 dari puncak gelombang kedua Jatim pada Januari tahun 2021 yang mencapai 1.198 kasus. Menurut Windhu, kunci utama mengantisipasi paparan covid-19 varian omicron ada pada disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi.
Baca Juga
Advertisement
"Dua kunci utama itu menjadi perisai dan kita semua harus punya," ujar Windhu, dikutip Antara, Selasa (25/1/2022).
Namun demikian, Windhu mengaku bersyukur karena situasi covid-19 di Jawa Timur berada pada level dimana situasi satu dari delapan indikator Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Dia menyebutkan, pada situasi epidemologi capaian vaksinasi di Jawa Timur tertinggi secara nasional. Terutama pada dosis pertama.
"kondisi penularan di komunitasnya hingga capaian vaksinasi tertinggi secara nasional, terutama dosis pertama," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini
Jurus Pemprov Jatim
Seperti diketahui, kasus positif covid-19 varian omicron yang muncul di Jawa Timur belum lama ini menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan setempat.
Kapolda Jatim Irjen Polisi Nico Afinta menegaskan, pentingnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi yang baik agar penanganan kasus covid-19 di Jawa Timur maksimal.
"Sehingga kasus bisa terdeteksi bersama para kepala daerah masing- masing," kata dia.
Dia mengakakan, dalam waktu dekat jajaran polda dan polres menghidupkan kembali tempat isolasi terpadu (isoter) serta optimalisasi PPKM mikro di setiap Posko Kelurahan/Desa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan terjadinya lonjakan covid-19 varian omicron.
Terutama, kata dia, omicron yang datang melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri. Khofifah mengaku, strategi tersebut akan diterapkan sedemikian rupa tanpa membuat masyarakat panik.
Advertisement