Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan kasus COVID-19 di dalam negeri hingga kepastian kebijakan The Federal Reserve (the Fed) berdampak pada pasar modal tanah air.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan sentimen tersebut membuat pelaku pasar memilih bermain aman dengan melepas sebagian saham-nya.
Advertisement
"Namun dari sisi teknikal, IHSG masih dalam batas aman karena pergerakannya masih sama dalam range 6.530 - 6.754. Dengan bertahannya support 6530, maka strategi buy on weakness bisa dilakukan,” kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (25/1/2022).
William menambahkan, investor masih bisa membeli saham-saham berkapitalisasi besar (big capitalization/ big cap) yang juga penggerak indeks pada saat IHSG mendekati level support tersebut. Hal itu lantaran di saat bersamaan, saham-saham big cap tersebut juga berada di posisi support.
"Dengan strategi ini maka saham-saham pilihan akan jatuh pada mereka yang menjadi penggerak indeks seperti BBCA, BBRI, BMRI ASII dan TLKM," ungkap William.
Untuk sektor khusus, William menyebutkan sektor pertambangan (mining) masih menjadi pilihan. Di antaranya seperti PTBA, ITMG, UNTR, MEDC, AALI, SMMT, CSRA dan DSNG.
Dia menuturkan, sektor saham menarik karena prospeknya mengikuti harga komoditas yang masih uptrend (minyak, batu bara, CPO).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan IHSG Sesi Pertama 25 Januari 2022
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin turun tajam pada sesi pertama perdagangan Selasa, 25 Januari 2022. IHSG melemah 1,47 persen ke posisi 6.557,30. Indeks LQ45 turun 1,26 persen ke posisi 937,48.
Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.632,95 dan terendah 6.538,95.
Advertisement