Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengaku akan mengandalkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam mendeteksi kelompok radikal di masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
"Tindakan yang nanti akan kami lakukan kita yang tahu, tetapi yang jelas Babinsa kita itu ada lima kemampuan teritorial ya. Salah satunya deteksi dini, cegah dini, tumu cepat, lapor cepat. Itu setiap hari dilakukan," kata dia usai memimpin Apel Gelar Pasukan jajaran TNI AD wilayah Jabodetabek di Monas, Jakarta pada Selasa, 25 Januari 2022.
Dudung menginstruksikan Babinsa supaya cepat menemukan setiap pergerakan kelompok radikal di masyarakat. Pihaknya akan berkolaborasi dengan masyarakat.
"Saya sapaikan bahwa agar temukan kegiatan-kegiatan mereka di mana tempatnya, dan tentunya saya sampaikan bahwa apa pun kegiatan ini nanti kita akan berkolaborasi dengan pihak kepolisian," jelas dia.
Dudung pun akan menggandeng polisi demi memastikan supaya kelompok radikal bisa diproses secara hukum. Karena menurutnya TNI tak memiliki wewenang untuk melakukan penangkapan.
"Karena tidak serta merta kita tahu, kita dapat kemudian kita tangkap, gak bisa itu tetap prosedur kepolisian tetap di kedepankan," kata dia.
Gempuran Radikalisme
Sebelumnya, Dudung meminta prajurit TNI Angkatan Darat (AD) menyiapkan diri untuk menghadapi galaknya pergerakan kelompok radikal yang semakin agresif menginfiltrasi ke sejumlah elemen masyarakat, termasuk juga kalangan pelajar.
"Saya katakan kepada TNI AD ini sangat-sangat strategis, agar seluruh TNI AD menyiapkan segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Dan saya perintahkan untuk mereka mengecek setiap saat, setiap waktu tentang perkembangan-perkembangan," kata dia.
Dudung juga meminta prajurit TNI AD mengetahui siapa saja tokoh dan anggota yang tergabung dalam kelompok radikal itu. Supaya jika muncul situasi genting akan memudahkan TNI AD dalam merumuskan keputusan.
"Sehingga nantinya akan memudahkan dalam hal-hal tertentu apabila kita bertindak," katanya.
Advertisement