Liputan6.com, Jakarta Putri Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri, meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Puri Cinere, Selasa (25/1/2022) pagi. Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Musa Rajekshah, ucapkan duka cita.
Melalui akun Instagram pribadinya, @musa_rajekshah, Ijeck sapaan akrab Wagub Sumut menuliskan kata-kata, "Saya beserta seluruh keluarga turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Maura Magnalia Madyaratri, putri dari Ibu Nurul Arifin, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Bapak Mayong Suryo Laksono."
Ijeck juga mendoakan, "Semoga almarhumah diterima segala amal baik dan pahalanya serta diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, amin."
Baca Juga
Advertisement
Selain memberikan ucapan duka dan doa, pada postinganya Ijeck juga tampak sedang melayat di rumah duka, kediaman Nurul Arifin dan Mayong Suryo Laksono yang terletak di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat.
Dalam postingannya, Ijeck tampak bersama Nurul Arifin di depan peti jenajah almarhum Maura Magnalia Madyaratri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Meninggal di Usia 28 Tahun
Maura Magnalia Madyaratri meninggal dunia pada usia 28 tahun. Putri Nurul Arifin itu ditemukan oleh Asisten Rumah Tangganya (ART) sudah tak bernyawa di meja makan dengan kondisi tubuh yang dingin jelang Subuh.
Sebelum meninggal dunia, ternyata Maura Magnalia Madyaratri sedang mengurusi segala persiapan wisuda S2-nya yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
"Dia lagi mengurusi wisudanya bulan depan. Dia akan wisuda dari Sydney University, baru selesai S2," ujar ayah Maura Magnalia Madyaratri, Mayong Suryo Laksono.
"Wisudanya masih belum tahu boleh atau tidak pergi ke Australia karena masih lock down," sambungnya.
Advertisement
Cita-Cita Jadi Dosen
Nurul Arifin menjelaskan, putrinya bercita- cita ingin menjadi seorang dosen seperti ayahnya, Mayong Suryo Laksono. Apalagi ia sangat senang sekali belajar dan peduli dengan pendidikan.
"Dia pengen jadi dosen. Sebelum pandemi kan dia ngajar ekskul tentang science dan dia menemukan passion-nya di situ. Jadi ngajar kayak bapak nya lah demennya ngajar dia cita2nya mau jadi dosen kan gitu," kata Nurul Arifin.