Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir ingin sejumlah titik pariwisata di Sumatera dioptimalkan. Tujuannya mendorong wisatawan untuk menghabiskan waktunya di titik-titik wisata.
Namun, Erick Thohir menyebut masih ada lahan seluas 2 hektar yang terbengkalai. Itu diketahui adalah lahan milik PT Pelindo (Persero).
Advertisement
"Sekarang kita sedang melihat potensi di Lampung, Sumbar, Riau dan Toba supaya kalau orang pergi ke Sumatera ini bisa melihat potensi paling tidak 5 sampai 6 hari pergi ke Sumatera dengan menginterkoneksikan titik-titik yang ada di Sumatera," katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (25/1/2022).
"Di Riau kita melihat potensi ada tanah Pelindo seluas 2 hektare yang terbengkalai karena ada pembangunan jembatan yang akhirnya kapal tidak bisa masuk ke pelabuhan Pelindo itu," imbuhnya.
Di lahan ini, kata dia, bisa menjadi potensi dibangun wisata air layaknya Songkran festival air yang ada di Thailand. Atau membangun fasilitas perlombaan perahu naga.
"Nah karena ini terbengkalai kita lihat ini jadi potensi yang luar biasa untuk wisata air dan disitu kita akan bangun dengan nilai yang tidak mahal, dan tidak perlu punya investasi yang mahal," ujarnya.
Ia menyebut, tujuan besarnya adalah menyambungkan titik-titik di Sumatera untuk memaksimalkan potensi pariwisata. Hal itu juga digadang dilakukan di Bakauheni.
"Ada 20 juta penumpang dari Bakauheni ke Merak yang selama ini hanya menyebrang saja, kalau di Bakauheuni dibangun seperti Jatim Park itu akan ada potensi yang luar biasa untuk masyarakat Sumatera bisa tadi tourism lokalnya ditingkatkan," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upgrade Bali
Menteri Erick menyebut hal yang sama dengan menyambungkan titik pariwisata tadi juga akan dilakukan di Provinsi Bali.
"Di Bali pun kita upgrade tidak hanya bergantung pada pariwisata yang selama ini sudah cukup terkenal tetapi kita ada value yaitu wisata tentu yang namanya healt tourism," katanya.
Dengan begitu, diharapkan akan terjadi satu ekosistem pariwisata. Ia menugaskan InJourney atau Holding Pariwisata untuk memperbaiki titik-titik tersebut.
Dengan perbaikan itu, ia berharap bisa memberikan kesan lebih baik di sektor pariwisata. Ia mengklaim jika tak dilakukan perbaikan, Indonesia akan tertinggal dari Thailand dan Malaysia.
"nah ini jadi ekosistem yang saya rasa nantinya di injourney perbaiki titik2 ini menjadi service yang bisa kita compare dengan negara lain, kalau kita bangga dengan indonesia dengan pariwisatanya tapi kita tidak ada investasi baru akhirnya kita tertinggal dengan Malaysia dan Thailand yang memang mempunyai ekosistem pariwisata jauh dari kita," katanya
"Nah ini yang kita coba intergratedkan di injourney termasuk dukungan dari produk umkm dan brand lokal di Sarinah," imbuh dia.
Advertisement