Liputan6.com, New York - Tesla Inc memberikan perlawanan atas tuduhan JPMorgan Chase & Co terkait sengketa kontrak obligasi dengan menyatakan bank tengah mencari rezeki nompok imbas cuitan CEO Tesla Elon Musk pada 2018 yang kembali trending.
Saat pengajuan di pengadilan federal Manhattan, Tesla menuding JPMorgan tidak memiliki itikad baik dan terkesan serakah usai menuntut perusahaan mobil listrik sebesar USD 162,2 juta setara Rp 2,32 triliun (estimasi kurs Rp 14.357 per dolar AS). Padahal bank secara sepihak mengubah persyaratan waran yang diterima pihak Tesla saat menjual obligasi konversi pada 2014.
Advertisement
"Nominal jumbo yang JPMorgan ajukan sebagai tindakan pembalasan karena Tesla mampu menggungguli bank AS dalam hal kesepakatan bisnis besar. Faktor lainnya adalah perselisihan antara ekeskutif senior JPMorgan dengan CEO Tesla Elon Musk,” ujar pihak Tesla. Demikian mengutip laman Channel News Asia, ditulis Rabu (26/1/2022).
Perusahaan di bawah pimpinan Elon Musk menambahkan perubahan ketentuan waran nampaknya membuat JPMorgan meraup dana segar. Lantaran menerima pembayaran miliaran dolar dari saham Tesla yang melonjak tajam.
Melalui surel (emailI), Juru Bicara JP Morgan Brian Marchiaony menyampaikan tidak ada manfaat yang pihaknya terima atas gugatan sengketan tersebut. Ini hanya sebatas pemenuhan kewajiban kontrak semata.
Tuntutan balasan dari Tesla memperjelas meningkatkan pertarungan antara bank AS terbesar dan perusahaan mobil paling berharga di dunia. Hal itu seiring telah melakukan sedikit bisnis satu sama lain sejak kontrak yang disengketakan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
JP Morgan Memenangkan Kasus Terlebih Dahulu
Waran memberikan hak kepada investor untuk membeli saham perusahaan pada harga dan tanggal yang ditetapkan.
Dalam gugatannya pada 15 November 2021, JPMorgan mengatakan Tesla membiarkan warannya lebih rendah dari harga kesepakatan untuk melawan dampak ekonomi dari "transaksi perusahaan yang signifikan" yang melibatkan perusahaan itu.
JPMorgan menjelakan cuitan Musk pada 7 Agustus 2018 malah membuat dia mungkin mengambil Tesla secara pribadi dan memiliki "pendanaan yang diamankan”.
Hal ini karena setelah 17 hari terjadi pembalikannya dan transaksi semacam membuat harga saham Tesla lebih fluktuatif. Bank pun menuduh Tesla gagal bayar karena gagal menyerahkan saham atau uang tunai ketika waran berakhir pada Juni dan Juli 2021, saat harga saham Tesla telah naik sekitar 10 kali lipat.
Cuitan Musk menghasilkan gugatan perdata di Securities and Exchange Commission (SEC). Hasil akhirnya Musk menyerahkan kepemimpinan Tesla, dan dia dan Tesla masing-masing didenda USD 20 juta setara Rp 287,1 miliar.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement