Dinkes Ungkap Sebagian Warga Sulteng Enggan Divaksin COVID-19 Akibat Terpengaruh Hoaks

Mereka yang enggan divaksin itu didominasi kalangan lanjut usia (lansia).

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Jan 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr Jumriani Yunus mengungkapkan, masih ada sebagian penduduk yang enggan mengikuti vaksin COVID-19.

Menurut dr Jumriani, mereka yang enggan divaksin itu didominasi kalangan lanjut usia (lansia). Jumriani menduga, mereka terpapar informasi palsu atau hoaks tentang vaksin COVID-19.

"Mereka tidak mau divaksin karena terpengaruh sama berita di media sosial tentang vaksin," ungkap Jumriani dikutip dari Antara, Rabu (26/1/2022) .

Jumriani berharap, agar masyarakat menjadikan vaksin COVID-19 sebagai kebutuhan. Jumriani juga mengimbau, agar masyarakat Sulawesi Tengah tidak lagi percaya dengan hoaks tentang vaksin.

"Vaksin ini aman karena sudah diuji. Sebelum divaksin pasti akan di periksa kesehatannya, diminta kejujurannya. Hasil pemeriksaan akan menentukan layak divaksin atau tidak. Petugas kesehatan tidak ada sembarangan melakukan vaksin," jelas Jumriani.

Sementara, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan, vaksinasi COVID-19 dosis pertama telah mencapai 79,5 persen atau setara dengan 1.698.743 jiwa.

"Capaian Sulawesi Tengah sudah melebihi dari standar secara nasional yakni 70 persen. Sebesar 79,5 persen itu data 20 Januari 2022," ucap Jumriani.

Saat ini kabupaten/kota di Sulawesi Tengah masih membuka pelayanan vaksinasi COVID-19. Pemerintah pun melakukan sosialisasi kepada masyarakat hingga di wilayah-wilayah pedesaan.

"Sekarang apa-apa itu harus tunjukkan surat vaksin, itu salah satu cara pemerintah agar masyarakat mau divaksin. Ini demi kebaikan kita semua," jelasnya.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya