Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan jumlah disabilitas yang bekerja di perusahaan di Indonesia. Ia menyebut banyak penyandang disabilitas di Indonesia merupakan angkatan kerja.
"Di sektor ketenagakerjaan, penyandang disabilitas sulit mendapatkan kerja, bahkan memiliki risiko kehilangan pekerjaan yang lebih tinggi dan punya tantangan dapat kerja kembali saat pemulihan ekonomi," katanya dalam Soft Launching of the G20 “Engaging Persons with Disabilities for Inclusivity”, Rabu (26/1/2022).
Menurut data yang dimilikinya, di 2021 terdapat 1.271 penyandang disabilitas yang bekerja di 72 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Serta ada 4.554 disabilitas yang bekerja di 588 perusahaan swasta.
"Jumlah ini masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan jumlah disabilitas di Indonesia sebesar 16,5 juta jiwa diantaranya 7,6 juta laki-laki dan 8,9 juta perempuan," katanya.
Ia menekankan kerja sama terus dilakulan pemerintah untuk mendorong rasio kerja penyandang disabilitas di perusahaan BUMN, BUMD dan swasta.
"Kami mendorong adanya pelatihan dan penempatan kerja di BUMN dan pembentukan layanan disabilitas di tingkat provinsi dan kabupaten dan kota," katanya.
Mengacu aturan yang berlaku, Menaker Ida mengatakan mewajibkan 2 persen dari pegawai di BUMN adalah penyandang disabilitas. Sementara itu, paling tidak ada 1 persen penyandang disabilitas di perusahaan swasta.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perhatian Dunia Usaha
Menteri Kooddinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta dunia usaha lebih memperhatikan penyandang disabilitas. Pasalnya rasio keterlibatan mereka di dunia kerja masih tergolong rendah.
Ia menyebut, terdapat sekitar 21 juta penyandang disabilitas di Indonesia.
"Penyandang disabilitas bukan kelompok yang bergantung tapi kelompok yang produktif sehingga peemerintah indonesia mendorong isu disabilitas di berbagai sektor. Dan mengajak sektor dunia usaha untuk mendorong disabilitas lebih terlibat," katanya dalam Soft Launching of the G20 “Engaging Persons with Disabilities for Inclusivity”, Rabu (26/1/2022).
Hal ini sejalan dengan gelaran G20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger yang dijalankan di Indonesia. Artinya, bangkit bersama termasuk kelompok disabilitas.
Pada gelaran ini juga, Menko Airlangga berpesan bahwa Indonesia turut serta mendukung inklusivitas dalam perkembangan ekonomi nasional. Termasuk melibatkan kelompok disabilitas.
Advertisement