Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Jawa Timur tercatat mengalami lonjakan tajam pada awal tahun 2022. Dari data yang didapat, ratusan warga di berbagai daerah Jawa Timur terjangkit.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mencatat ada 977 warga di Jawa Timur terjangkit DBD. Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha menyebutkan, sumber penyakitnya berasal dari nyamuk jenis aedes aegypti.
Dinkes Jatim mencatat jumlah kenaikan DBD sejak tanggal 1 sampai 24 Januari 2022. Dari jumlah tersebut, Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah kasus terbanyak DBD di Jawa Timur.
Baca Juga
Advertisement
"Dari data yang saya dapat di Kabupaten Bojonegoro tercatat ada 122 orang yang terjangkit," kata Erwin, Rabu (26/1/2022), dikutip dari berbagai sumber.
Terbanyak kedua yakni di Kabupaten Nganjuk dengan jumlah penderita DBD 72 orang. Selain itu, Malang 62 orang, Ponorogo dan Sidoarjo masing-masing 53 orang.
Dia mengatakan, sejumlah daerah lain tercatat memiliki kasus DBD namun jumlahnya dianggap tidak signifikan. Sementara, dari 977 kasus DBD, sebanyak 17 orang meninggal dunia.
"Dinyatakan jumlah kematian akibat DBD tertinggi di tahun 2022. Daerah yang miliki jumlah kematian akibat DBD diantaranya Pamekasan tiga orang, Bojonegoro dua orang, Nganjuk dua orang, Bangkalan satu orang dan Kediri satu orang," ucap Erwin.
Erwin mengatakan, cara efektif penanganan terbaik kasus DBD yakni dengan upaya preventif dan promotif. Erwin mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan bahaya DBD di tengah upaya penanganan covid-19.
Erwin menegaskan, edukasi kepada masyarakat perlu lebih gencar dilakukan untuk menekan kasus DBD. Diketahui, penyebab penyakit DBD bersumber dari nyamuk yang berkembang biak di tempat yang kotor.
"Indikasi terbaik fogging adalah ketika ditemukan kasus di suatu wilayah. Bisa dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," tutup Erwin.
Penulis: Devteo Mahardika Prakoso