Permintaan Dupa di Kota Malang Naik 20 Persen Jelang Imlek

Rosa menjelaskan, permintaan produk dupa tersebut tidak hanya berasal dari pasar lokal, akan tetapi juga telah diminati pasar internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2022, 09:08 WIB
Warga keturunan Tionghoa membakar dupa pada malam perayaan Tahun Baru Imlek 2571 di Vihara Boen Tek Bio, Pasar Lama, Tangerang, Jumat (24/1/2020). Memasuki Tahun Baru Imlek 2571 digunakan warga untuk memanjatkan doa yang baik. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Surabaya - Jelang perayaan Imlek 2022 membawa berkah bagi penual dupa di Kota Malang. Pemilik produksi dupa rumahan Rosa Amalia mengatakan, ada  kenaikan produksi hingga 20 persen dibanding kondisi sebelumnya.

"Untuk peningkatan secara umum tidak hanya terjadi saat momen Imlek. Tetapi, memang pada saat Imlek ini ada kenaikan permintaan hingga 20 persen," kata Rosa dikutip dari Antara, Rabu (27/1/2022).

Rosa menjelaskan, permintaan produk dupa tersebut tidak hanya berasal dari pasar lokal, akan tetapi juga telah diminati pasar internasional. Hal itu disebabkan saat ini dupa tidak hanya dipergunakan untuk acara keagamaan saja, akan tetapi juga dipergunakan untuk relaksasi.

Menurut Rosa, permintaan produk dupa buatannya tersebut, selama ini juga datang dari Singapura serta Rusia. Saat ini, dengan adanya kenaikan permintaan menjelang perayaan Imlek, belanja bahan baku juga mengalami peningkatan.

Pada hari-hari sebelumnya, lanjutnya, kebutuhan salah satu bahan baku produksi dupa berupa lidi juga meningkat. Dalam kondisi normal, kebutuhan lidi mencapai satu ton untuk masa produksi selama tiga bulan.

"Menjelang Imlek kali ini, produksi bisa menghabiskan lidi hingga dua kali lipat. Dalam kondisi normal, saya bisa menghasilkan Rp10 juta, untuk saat ini kenaikan 20 persen dari angka tersebut," ujarnya.


45 Varian

Seorang pemuda menyalakan dupa di sebuah kuil China menjelang Tahun Baru Imlek di Banda Aceh (19/1/2020). Tahun Baru Imlek jatuh pada 25 Januari tahun ini dan menandai Tahun Tikus. (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Ia menambahkan, dupa jenis lidi merupakan produk yang sangat diminati pasar. Terlebih, produk dupa buatannya juga dikombinasikan dengan berbagai aroma bunga dan wewangian lainnya.

Saat ini, menurutnya, ada kurang lebih sebanyak 45 jenis varian aroma pada dupa yang diproduksinya itu. Beberapa jenis aroma yang diminati pasar diantaranya adalah lavender, teratai, tunjung biru dan cendana.

"Sekarang, peminat dupa ini dari berbagai kalangan. Artinya sekarang bukan lagi identik dengan suatu kegiatan ritual, tetapi banyak yang memanfaatkan untuk terapi atau relaksasi juga," jelasnya.

Meskipun ada kenaikan permintaan, tidak ada kenaikan harga pada produk buatannya itu. Harga dupa dipatok berkisar mulai Rp18 ribu hingga lebih dari Rp300 ribu. Penjualan produk dupa tersebut, sejauh ini juga memanfaatkan platform media sosial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya